Selasa, Februari 28, 2017

capek hidup di jogja

selesai pentas 'kemalingan' bersama teman-temanku di teater gadjah mada pada 21 dan 22 februari kemarin di lembaga indonesia perancis, foto bersama dan membuat lingkaran perpisahan, lalu mengemasi barang barang properti dengan perasaan aneh untuk diangkut ke hall, aku kemudian pulang jam satu pagi dibonceng kawanku yang baik yang menawarkan diri mau mengantarku setelah melihat wajahku yang pucat. diterpa angin malam dan udara dingin, perasaan aneh yang sedari tadi ku rasakan masih mengendap sangat pekat sampai aku tiba di kost kostan - mencuci wajah - mematikan lampu kamar dan berbaring untuk tidur. lalu setelah itu pelan pelan aku menghembuskan napas lega, teramat banyak lega sampai sampai menghiasi angkasa, dan tiba tiba terdengar bunyi hujan berisik dan suara mesin kendaraan motor yang berhenti di depan mengantar pulang seorang mbak-mbak kost dari lantai dua.

napas lega tadi adalah sebuah kelegaan —akhirnya— yang sudah aku doakan sejak dulu-dulu kala dan kemudian mewujud menjadi sesuatu yang baru saja ku alami. sebuah kebebasan baru. proyek besar dari ukm kampus yang telah rampung dan mendapat banyak apresiasi dari penonton-penonton rela mengocek duit untuk beli tiket dan hujan-hujanan untuk datang ke lip; terimakasih banyak, perasaan-perasaan senang kami bisa tercipta karena apresiasi teman-teman yang luwarbyasah. tepuk tangan untuk kalian semua! 

sedangkan perasaan aneh yang mengendap itu adalah... kedengarannya mungkin sangat lepek untuk seorang aku yang hobinya sebentar-sebentar mengeluh capek, tapi kenapa ya.. rasanya seperti 'kemalingan' beneran setelah pentas titer ini rampunga? aku seperti kecolongan atmosfir-atmosfir selama proses produksi titer ini: melihat teman-teman latihan di hall sementara aku bingung mencari obeng di gudang dan kesulitan membuka tutup cat, mendengar teman-teman berteriak saat adegan tertentu sementara aku sibuk mencuci kuas dengan tiner dan tak sengaja melukai jariku dengan cutter, evaluasi dan baru pulang sampai pagi, guyon, guyon, sedang sisa sisanya adalah guyon sampai pingin pipis. telek, ternyata seru juga kalau dipikir pikir. dan semua perasaan itu menumpuk sekaligus pecah ketika di hari terakhir selesai pementasan, penonton sorak sorai dari tempatnya dan memberi kami tepukan tangan sangat berisik. lalu mereka turun ke panggung dan ikut selebrasi bersama kami. berisikkkkkk tapi menyenangkan sekali! lalu setelah itu.. barulah terasa hal-hal aneh yang mengganggu dan sedikit resah kalau dipikir-pikir.

btw, selain perasaan 'pasti bakal kangen' yang secara tersirat panjang lebar aku ceritakan di atas, sebenarnya aku ingin bilang makasih banyak yang tiada tara kepada diriku sendiri sampai sampai aku pingin banget peluk tubuhku dan mencium keningku sendiri karena sudah mencoba hidup dengan baik dan berusaha menjadi diriku yang keren, yang mau terus ketawa meski sebenarnya perutku lagi melilit, yang gilaaaaaaaa sampai buat diriku tercengang, yang entah gimana lagi aku merasa sangat hidup sampai-sampai aku di ambang rasa capek... merasakan betapa inginnya aku melepas semua perasaan-perasaan capek tadi, aku sampai memutuskan untuk meninggalkan semua status sosialku di kota jogja, dan balik ke rumah hanya dengan embel-3mbel seorang 'hamima'. kemudian keesokan harinya aku betulan pulang ke rumah menaiki kereta api dengan modal sandal jepit dan satu ransel, lalu melamun di perjalanan ketika sandekala, dan berpikir kalau hidup di jogja benar-benar bikin capek. 

mim, mim... kesehatanmu i lho...

Selasa, Februari 21, 2017

apa itu mengantuk?

    suatu perasaan ingin tidur yang dibarengi dengan kelopak mata yang memberat dan pikiran pikiran yang mulai mengabur di kepala. enak, soalnya tidur bikin lupa segala gala hal. mengobati gangguan rohani kalau boleh disebut. hari ini hampir pukul tiga pagi, tulisan pertama yang hamima buat di bulan februari yang merona ini. seharusnya enggak ada alasan apapun bagi seorang aku yang di daftar to-do-list-nya tercantum ingin merutinkan diri untuk ngeblog (kecuali alasan alasan seperti penginderaan dan tubuhku yang enggak bisa berfungsi untuk menulis), dan hal hal klasik seperti capek, malas, enggak mood, bingung, harusnya bisa aku tampikkkkk dengan keras keras sampai mereka terpental dan terpelanting. tapi hamima tetaplah hamima, yang sukanya banyak bicara tanpa doing anything. februari ini padat. kewajibanku bekerja sebagai penata artistik di suatu pementasan teater kampus membuat aku jadi orang l i n g l u n g yang sebentar sebentar mengeluh pusing, merasa capek, sedih sedih sendiri, mengurut ngurut dahi dan pelipis, kedinginan, sampai aku mengisolasi diri dari beberapa hal. jadi kerjaan sehari hari cuma; pagi-siang kuliah, sore-pagi teater. berlebihan ya? hahahaha. ya pokoknya kalau ndak kuliah, aku pasti di hall teater lah. kerjaan-kerjaan di luar itu blaaaaas tak lupakan sejenak. lah meh pie... ben dino mulih jam siji esuk, jam loro esuk (iya, jam 2 pagi beneran baru sampai kos, sampai aku harus bohong sama bapak kalau aku tidur sejak jam 10 malam), njuk sesuke ono kuliah gasik, njuk sorene golek properti, tuku-tuku, nukang, dan mengikuti proses latihan sampai evaluasi tengah malam. aku bahkan sampai lupa kalau aku ini juga kuliah, soalnya jadwal kuliahku dalam seminggu cuma 3-4 harian, bapak ibu dosen lebih sering enggak masuk, jadi sisa harinya aku menghirup udara hall sampai mabu kepaiang dan terbuai hingga langid, mungkin inikah rasanya jadi anak ugm (universitas gelanggang mahasiswa)?

    tapi sempat karena saking penatnya dan mlukek yang tiada tara dengan proses produksi teater (yang mana DINO IKI akan tampil di lembaga indonesia prancis daerah sagan samping asrama putri ugm) aku beberapa kali mengendap ngendap dan menyelinap kabur barang sehari untuk menyeimbangkan hormon opo mbuh, dan melakukan beberapa hal kayak misal ngajar teman-teman kecilku di tegalmojo yang mana ini merupakan penyembuh hatiku nomor satu di jogja, pergi ke pameran pameran festival seni yang digelar di mana saja bebas, nongkrong di kampus sampai maghrib sambil menyeruput teh dingin (sebut saja es teh), atau aktivitas yang nggak mutu mutu banget seperti naik motor hujan hujanan ndak pakai mantel. hal hal tsb terbukti ampuh dapat menghilangkan perasaan perasaan jelek yang melebur di sanubariku. yang kemudian jadi vitaminku untuk berperang berdarah darah di keesokan harinya. oya btw, aku juga sambil konsumsi madu secara rutin dan permen kecut bernama vitamin c hadiah dari ibu pimpinan produksi setiap kami selesai latihan tiap malam. sisanya paling merendam kaki pakai air hangat, keramas, ngeblog (tentu saja, aku ingin meniti karirku sejak dini hahahaha) dan tttttiiidddooorrrrrrr.

    btw sudah mau jam empat tapi aku belum tidur, padahal paginya aku ada kelas antropologi kesehatan dan habis dhuhur harus ke LIP untuk ngurus pentas lagi. doakaaaaaan aku yaaaaa! kalian baik deh!