Selasa, Maret 28, 2017

surat yg ditulis karena kangen, kayanya


bilang halo untuk laki-laki yang suka sekali bicara soal semesta
serius tapi aneh
berisik tapi menyenangkan
ingat saya pernah bilang pingin mendaki gunung?
pingin hidup di pelosok negeri dan hilang ke perut bumi?
mengajar anak anak sampai tumbuh uban di kepala?
kamu apa kabar? lama sekali nggak ngobrol sampai subuh
kopimu masih? punya saya habis, nggak tau lagi harus mengisi ke mana
saya masih tidur menjelang pagi, kamu gimana? sudah ke gunung mana saja?
saya punya kerjaan baru lho, pasti kamu akan ketawa kalau saya kasih tau, saya masih latihan teater, saya masih ngerjain review artikel, saya masih ke tegalmojo buat ngajar kalau kadang-kadang malas kuliah, saya masih jadi anak laut yang suka tiba-tiba pusing ketika menyentuh ombak
saya masih sama kaya saya yang kemarin
yang kemarinnya lagi
yang kemarin kemarin kemarinnya lagi
jadi kalau kamu bilang saya berubah hanya karena persoalan itu,
enggak kok
saya masih tetap hamima yang suka kamu panggil
hamimaaaaaaaaaaaaa
lalu ketika saya tanya 'apa?' kamu malah jawab
'gak apa apa'
lagu lagunya efek rumah kaca bikin tenang ya?
saya bikin berantakan ya?
hidup bikin mual ya?
tapi karena kamu nyuruh saya jalanin aja
ya udah si, saya jalanin beneran
toh estetikanya hidup justru yang bikin mual ya kan?
jadi tukeran barang nggak sih?


*
2017 

Minggu, Maret 12, 2017

Hidup belakangan ini #MerangkumPerasaan

        Sebelas malam waktu jogja bagian depok sleman. Hari pertama menstruasi.

    Sudah pulang, sudah ganti baju, dan sudah lagi rebahan di kost. Rasanya enak banget setelah bercapek-capek selama beberapa hari ke belakang ini. Kuliah masih tetap jalan, meskipun adaaa saja satu-dua teman yang selalu bertanya ‘mim, ko gapernah keliatan di kampus e?’ tapi beneran ga boong, saya kuliah kok! Cuma memang sih, bulan kemarin adalah bulan penghabisan jatah bolos saya paling tragis –karena kesrimpet urusan teater dan satu lain hal—terus setelah itu saya mulai mencoba untuk rajin berangkat ngampus dan garap review, mulai fokus lagi ke tujuan awal saya ke Jogja yakni; kuliah antro, walaupun tak dapat dipungkiri; di Jogja ada sangat banyak s e k a l i hal yang lebih menarik dan menyenangkan daripada kegiatan kullllyeah.

    Tapi bersyukur sih, karena jadwal kuliah saya cuma sampai hari kamis, jadi weekend bisa saya alihkan untuk kegiatan-kegiatan menarik lain tadi kayak ke pameran, nonton teater, ngajar, atau sekadar beli kue sambil nongkrong dan ngeblog. Terus juga kuliah saya mulai menunjukkan hal-hal yang menyenangkan kayak misal kemarin saya habis kuliah lapangan kelas studi gender dan ikut aksi longmarch dalam rangka hari perempuan sedunia, terus akan ada proses produksi film di kelas etnovidiografi, akan mulai penelitian penelitian dengan topik-aneh aneh lagi, TERLEBIH LAGI… kemarin-kemarin saya habis dapat amanah besar dari lembaga eksekutif kampus untuk mengepalai kementerian Media karena kepala yang sebelumnya mengundurkan diri dari hadapan teman teman dan saya dilanda pusing yaaaaaaaaaaaang hebat!

    Sementara selain saya ngurus hidup di kampus dengan kuliah dan organisasi (selain lembaga eksekutif tadi, saya juga ikut organisasi jurusan di antro sebagai awak media; satu badan semi otonom bernama Saskine yang bergerak di bidang perfilman; sebuah klub jurnal ilmiah bernama Ranah di bagian redaksi), saya juga masih punya tanggung jawab di kegiatan teater univ (ini penyaluran hobi sih) dan terlibat beberapa projek di suatu komunitas marjinal. bukannya mau melebih lebihkan ya teman-teman, tapi saya beneran kadang merasa capeeeeeeeeeeek banget sampai rasa-rasanya pingin kabur dari jogja, tapi di saat yang bersamaan saya juga merasa sangat hepi karena bisa merasakan capek yang menyenangkan dan bisa ikut kegiatan kegiatan yang saya suka yang saya pilih sendiri yang saya memang niat pingin belajar di sana, tapi capek juga kalau dipikir-pikir kayak seluruh hidup saya hanya untuk hal-hal tersebut tapi justru itulah yang bikin seru kayak saya lagi ditantang adu jotos sama diri saya sendiri, bingung gak?! 

    Bicara apa lagi ya? Ini sudah jam tiga pagi. Perut saya kembung banget habis minum kopi dua gelas. Kadang kadang saya menulis di pagi buta begini kayak lagi terapi jiwa dan raga, enak rasanya, tapi suka kelupaan kalau saya juga sebenarnya harus tidur dan istirahat jiwa raga —nggak cuma diterapiin terus.

    Btw saya pingin banget jadi anak yang baik, tapi saya perlu merapikan dulu definisi baik ini kayak apa? Soalnya kalau harus dituntut baik tanpa srampangan dan dilarang misuh – sambat, kayaknya saya rada susah. Terus kenapa ya… kayaknya saya obsesi banget dengan tengah malam dan menjelang pagi? Atmosfirnya beda. Enggak riuh kayak pas siang. Meski pagi itu hangat dan sore itu lembut. Tapi tengah malam selalu menawarkan sesuatu yang aneh. Apa itu sebabnya saya suka banget pulang larut? Beberapa hari ini bulan lagi terang-terangnya sampai awan aja kelihatan! Udara malam jogja dingin tapi dinginnya seolah memeluk. Aneh ya? Saya juga nggak paham. Soalnya begitulah semesta mewakili Tuhan yang maha tidak terbatas. Sampai bingung lagi mau ngomong bagaimana.

    Siang tadi saya habis nonton film dokumenter soal waria judulnya ‘EMAK DARI JAMBI’ sama teman-teman antro. Plis banget kalian harus nonton film ini biar dapet sudut pandang yang renyah dan segar dari para transpuan yang keren-keren tsb. Filmnya mengulas soal waria secara deeeeeeetil, dalam, menyentuhhhhhhhhhhh tapi tetap menghibur. Habis selesai nonton film itu, saya jadi pingin banget punya temen waria, biar bisa ngobbbrol banyakkkkkkkkkkkk.

    Saya pingin cerita lebih banyak lagi tapi ini sudah mau subuh. Hamima dan kru yang bertugas istirahat media sosial dulu ya, ddddah…

ikut demo dengan cara yang sopan

Minggu, Maret 05, 2017

solo yang memabukkan

    subuh subuh saya mulai mengumpulkan payung lipat, jas hujan, jaket parka, sepatu omiles dan kaus kaki, baju oblong hitam, charger hape, sekotak tisu, toner, sunscreen dan kapas, lalu mengepaknya ke dalam ransel jaman saya sma. selesai mandi dan ritual pagi lainnya, mengenakan jins belel - kaus tipis abu - paris hijau pudar - dan sandal japit hitam - saya bersama keempat teman dari tgm bernama icak - cuk - hakim kemudian meluncur menuju sebuah kota di timur laut kota klaten, yang masih satu saudara per susuan dengan jogja, memiliki titik koordinat 7°34′0″LU 110°49′0″BT / 7,56667°LS 110,81667°BT, dengan penduduk 503.421 jiwa (2010)dan kepadatan 13.636/km2, hehe bacot ah. ho o, saya ke solo. yang ada pasar klewer dan universitas sebelas maretnya (yang malah kemudian disingkat jd uns---suka heran saya) untuk nemenin temen temen tgm yang lain (angkatan 16) lomba monolog di sebuah acara bernama artefac uns, alias dies natalisnya FEB/fakultas elmu budaya (ekonomi bisnis deeeng) univ tsb. 

    pukul tujuhnya setelah selfie pakai helm di depan kopma ugm - menyebarnya ke grup titer - dan di hati hati in sama teman teman - dengan berbekal basmalah kemudian kami beneran melesat pakai motor berboncengan menyusuri ringroad utara dan jalan jogja-solo selama kurang atau lebih ya satu setengah sampai dua jam. bersyukur parah karena bisa konsumsi matahari pagi yang hangat, tapi harus sabar memaki berkali kali pada partner bonceng saya yang naik motornya kaya lagi ngetrek trekan di jalan subuh subuh, saya bahkan cape sendiri mengingatkan dia untuk santai dan lebih berhati-hati, sampai kemudian kami tiba tiba sudah ada di surakarta pada sekitar pukul sembilan kurang sedikit terus langsung tancap menuju rumah makan terdekat untuk sarapan dan istirrrraahhhaat. alhamdulillah!

    habis itu kami kemudian melayang menuju student center uns (mungkin kalau di ugm istilahnya gelanggang mahasiswa kali ya) dan terpukau begitu memasuki gerbang dan melihat uns yang ccccanttttek dan teduh sekali... untuk beberapa hal, saya jadinya sempat banget membanding bandingkan antara uns - ugm dari segi infrastruktur bangunan, pepohonan yang ditanam, masjidnya, uksnya (apa sih istilahnya kalau di kampus? hhehe), sampai bapak satpamnya yang berjaga di pos pintu masuk, dan memang yach... rumput tetangga memang selllllalu terlihat lebi segar dan hijo ketimbang rumput rumah sendiri, apalagi setelah itu saya sempat cabut sama icak naik motor keliling jalanan terus mampir ke ISI yang dekat banget dengan uns sambil jerit jerit karena takjub kemudian langsung menelusuri kampus tersebut dan nggak henti hentinya menjelalatkan mata melihat sampai seluk beluknya isi, mas mas gondrong yang bertebaran di mana mana, poster poster acara seni yang dipampang besar besar, rektorat yang arsitekturnya kaya rumah cagar budaya, patung patung aneh yang dipajang di banyak pelataran dan dddduh... betapa sebenarnya dulu saya juga pingin banget masuk isi, tapi karena takut keblenger kalau cuma mengikuti keinginan, akhirnya cita cita yang terpendam itu cuma jadi cita cita yang terpendam saja. tertimbun dan selesai.

    saya juga akhirnya nyoba ke pasar klewer karena icak mau cari dawet. pasar tradisional yang saat ini dipindah sementara di sekitar alun alun utara itu luwwwwwwwas banget lho sampai pusing kami mengitarinya. melihat bingkai solo melalui pasar klewer benar benar membuat kekaguman saya terhadap solo meningkat drrrrrastess sampai tetes terakhir. pasalnya benar benar kerasa banget lho atmosfir di sana kalau solo itu kota budaya. saya bahkan tercengang mampus melihat jalan jalan di sekitar kraton yang masih sangat heritage dan nuansanya yang masih tradisional. terus juga melihat jalan raya di perkotaan yang kanan kirinya masih berdiri bangunan toko tua yang jualan macam macam, benar benar memukau nih kota sampai nggak habis pikir saya dibuatnya.

    setelah merasakan hal hal yang membuat tercengang, sehabis shalat jumat, saya sama icak kemudian balik lagi ke student center dengan menenteng satu kantong plastik berisi delapan bungkus nasi ayam untuk makan siang teman-teman di sana. habis itu melakukan orientasi panggung di teater arena taman budaya jawa tengah, lalu menghabiskan waktu dengan haha haha berisik - main kartu - haha haha berisik - gitaran - haha haha berisik begitu terus soalnya memang kerjaan kami cuma bisa ketawa sampai pukul enam maghrib, karena titer kami kebagian no urut sembilan yang tampil pukul delapan malam.

    ya sudah, malamnya kami mulai hektik lah ngurus tetek bengek soal pentas. pukul tujuhnya kami kemudian masuk ke dalam gedung teater arena dengan bayar tiket seharga dua belas juta untuk melihat pertunjukan. OYA BTW tadi siang pas orientasi panggung di sini, saya tiba tiba terkejut karena melihat bapak agus noor jalan dari arah utara ke selatan sambil mencekal map map kertas, awalnya enggak percaya to soalnya kan memang enggak pernah ketemu langsung. tapi malamnya memang benar, bapak agus noor jadi juri dan kayanya saya duduk di bawahnya deh. tempat duduk di sana kan berundak undak begitu ya, terus tamu tamu vip dan juri ditempatkan di area paling atas sehingga penonton biasa cuma bisa duduk di jengkal tiga sampai empat dari undakan paling atas. terus saya duduk di undakan ketiga sementara juri ada di undakan kedua.

    habis itu saya mulai khusyuk nonton monolog meski penonton penonton di samping saya malah kadang berisik karena sambil pacaran, atau mau motret tapi bunyi shutter, sedikit sedikit menengok ke atas ketika ada bunyi shutter dari siapa entah, sebentar sebentar berbisik pada teman di samping sambil haha haha atau parahnya yang enggak sengaja pakai flash ketika ambil gambar, entahlah kapan mereka mereka itu bakal anteng menikmati pertunjukan soalnya kan mengganggu yang lain juga ya dikira pertunjukan nenek moyang sendiri yang gratis mungkin ya...

    kemudian tgm tampil dan mc sempat salah menyebut judul naskah, nggak cuma sekali tapi sampai t t t t iga kali, membuat saya geleng geleng kepala nggak habis pikir lagi. yoga tampil dengan naskahnya berjudul ibu sejati karyanya putu wijaya. memukau, soalnya dia muncul dengan gender yang berbeda, ibu-ibu tua berkebaya dan bertudung. propertinya sederhana, yakni satu kursi kayu di tengah panggung. lightingnya juga redup redup manis. pokonya, saya dan teman teman yang jauh jauh datang dari jogja optimis lah melihat penampilan tgm malam itu setelah membanding bandingkan dengan penampilan yang sebelum sebelumnya. selesai pentas, berbondong bondonglah kami saling memberi ucapan 'selamat yaaa' karena memang nggak ada hal yang lebih melegakan selain turun dari panggung pertunjukan. mereka kemudian berisik di depan teater arena dan bicara nggak jelas, terkikik keras, pokonya bersuka cita seperti orang mabu. pukul sepuluh malamnya, kami lalu melipir ke kedai susu di dekat kampus dengan diantar pick up orens, jajan sampai perut kenyang sambil masih berkelakar enggak jelas, gitaran, lalu membayar pesanan sampai akhirnya sekitar pukul setengah dua belasan kami berkemas untuk pulang menuju jokjakarta yang sudah seharian ini kami tinggal.

    malam itu modal mengamankan diri saya dalam perjalanan pulang adalah dengan membalut tubuh pakai jaket dan basmalah baca doa naik kendaraan. terus habis itu kami beneran mellllllllesssssssssatt pulang meninggalkan uns dan beberapa teman tgm yang nginep di student center karena enggak bawa kendaraan. kami resmi disebut pulang.

    terus tiba tiba ban botjor karena nge gradak jalan bekas rel kereta api yang berlubang dan penuh batu. padahal baru sekitar lima belas menitan kami jalan, masih di daerah solo. perasaan kaget enggak habis pikir langsung menyergap kami, terutama menyergap perasaan saya dari segala penjuru soalnya itu yang bocor kan motor punya saya wkwk. seorang bapak bapak dengan motornya kemudian menghampiri kami cuma buat bilang 'perempatan itu ke kanan mba, nanti kanan jalan ada tambal ban' kepada kami lalu blio melenggang pergi setelah saya makasih makasih in. kami lalu jalan ke tambal ban tadi untuk memperbaiki ban belakang motor saya, lalu mengelus dada dan mencoba tersenyum pada teman teman yang malah ikut ikutan senyam senyum sambil bilang sabar sabar ini namanya ujian hidup.

    sejumlah bapak bapak di tempat tambal ban menyambut kami dengan ramah dan sementara motor saya diperbaiki, mereka mempersilahkan kami menunggu sambil duduk di samping bengkel. terus kami duduk sambil bengong. saya tengok kanan kiri jalanan solo yang sepi lalu melongok jam di hape yang sudah hampir pukul dua belas malam. seorang bapak kemudian menghampiri kami dan bilang 'mbak ini bannya parah, bukan bocor lagi, tapi sudah sobek, harus diganti ban' sambil memperlihatkan sobekan ban dalam yang selebar telapak tangan orang dewasa. saya tercengang sementara teman teman yang lain malah tertawa. saya lalu mengiyakan saran bapak tsb untuk mengganti ban setelah bertanya 'kalau ganti ban berapa pak?' dan dijawab bapaknya 'arba'iin mbak' sambil menunjukkan keempat jarinya yang artinya empat puluh ribu. bapak itu lalu kembali bekerja sementara saya bengong lagi, bingung mau ngapain. seorang bapak bapak yang berbeda lalu menghampiri kami dengan kaleng cat dan kuas di tangannya. 'dari mana ini mas mbaknya malam malam jam segini?' lalu mulai lah obrolan panjjjjjjjjjjjjjang kami dari situ. sampai sampai bapaknya ceramah soal pekerjaannya yang sedang ngecatin barang dan nasihat nasihat supaya kami rajin kuliah biar besarnya nggak jadi orang susah. kami cuma mantuk mantuk mengiyakan sambil sesekali meringis.

    setelah menunggu kurang lebih dua puluh sampai tiga puluh menitan, motor saya dikembalikan dalam keadaan sehat lagi dengan ban belakang yang baru. rasa rasanya jadi kaya habis transplantasi organ tubuh. setelah memberi upah, saya lalu pamit sambil dadah dadah kepada bapak bapak baik dan ramah yang tengah malam begini masih membanting tulang demi meraup rupiah. perjalanan kemudian dilanjutkan dengan memasang jeli penginderaan agar supaya lebih menjadi hati hati. syukurlah, saya selalu percaya kalau tuhan pasti punya maksud kenapa ban saya bisa bocor di sini, kenapa enggak di jogja atau pas tadi di uns aja, tuhan selalu punya makkkksud d d.

    di jalan pulang, saya cuma bengong sambil lihatin langit yang malam itu dipapar bintttttttttt t t t t tt t t t t t tttang amat bbbbbbanyyyyyyyyy y y y yy y y y yyyak sampai menghias angkasa. lalu aku ingin terbang dan menari jauh tinggi ke tempat Kau berada. untungnya yah, seharian itu hujan sama sekali nggak menyentuh tanah jogja - solo - jogja, jadinya perjalanan kami terasa sangat dimudahkan sekali. saya lalu merekatkan jaket ketika sadar kalau angin malam ternyata lebih dingin dari angin angin di waktu lain. wajah saya terpapar angin angin tadi, antara perasaan bebas dan sesak karena tahu tahu ketika sudah sampai klaten, kepala saya pusing parah dan penglihatan jadi berkunang kunang, mirip mirip orang mabu, bedanya nggak nenggak alkohol saya ini, tapi nenggak angin malam. kayanya kalau disentuh sedikit aja saya bisa lho ambruk saat itu juga.

     kami lalu mampir pom bensin untuk ngisi makan motor dan membeli minuman soda untuk menyambung kesadaran diri. merinding. saya bener bener kaya orang nggak sadar malam itu. perjalanan lanjut dan ketika sampai di jalan jogja-solo, saya jadi kaya orang kena halusinasi dan jalanan jadi terlihat kabur. saya kemudian mencekal ujung jaket sambil teriak 'A.. A.. A..' sambil menepuk nepuk pipi dan terus terusan teriak supaya kesadaran balik. tapi parah sumpahhhh, saya kaya mau jatoh aja. mabuk darat nih saya?

    jam setengah dua pagi SAYA AKHIRNYA SAMPAI JOGJA. mau oleng saat itu juga saya. suara jadi bindeng, bahkan jalan aja saya tergopoh gopong kaya mau limbung. gila deh ini solo, mabuk kepayang saya dibuatnya.

    (he, gila ya saya, panjang banget tulisannya)

bengkel tempat saya ganti ban, ketemu sama banyak bapak bapak baik hati

saya dan teman teman kru monolog, masih ada tiga lagi yang enggak ikut foto (akmal, cuk, hakim). hhe kalian keren!

solo yang bikin mabu. makasih banget karena seharian ini kamu nggak hujan! 


*
btw sehari setelahnya, kami dapat pengumuman kalau monolog kami JUARA DUA hehehe gila emang ni orang orang. selamat ya! konkrit banget kalian! saya bilang juga apa!