by
Mima
- Oktober 27, 2016
habis ini limbung betulan
by
Mima
- Oktober 27, 2016
aku ini kenapa ya? aku bertanya-tanya dan mencari-cari jawabannya sendiri kalau mungkin saja perasaan sedih berlebihanku membuat aku enggak minat untuk ngapa-ngapain, seolah aku sangat mendalami perasaanku sampai rasanya lupa apapun padahal ya hanya gitu-gitu saja. untungnya kemarin-kemarin selama empat hari dari sabtu sampai selasa hariku full di hall teater, ngurusin lomba monolog. terus ngelayab sama rani cari jamu-jamuan yang bisa meredakan capekku, enggak pernah kuliah karena semua kelas kosong, ikut nyanting dan ngebatik sama anak-anak komunitasku, makan geprek di kantin sastra dengan perasaan bosan, ke perayaan wisuda temanku yang baru satu tahun kuliah, lalu sorenya ke gelanggang diantar mantan temanku yang terang-terangan bilang mau mendekatiku, menjelang malam melihat orang-orang latihan teater, sambil berhayal semoga kapan-kapan aku bisa buat proyek pertunjukan maha besar tapi entah seperti apa pokoknya berhayal dulu saja, kemudian terdengar seekor anjing kecil bernama biggo jejeritan dari kandangnya, mas-mas ukm sebelah yang bolak-balik lewat di depanku sembari ketawa-ketawa goblok, lalu nyanyi-nyanyi berisik dengan organ tunggal di depan hall teater ketika latihan sudah selesai, pulang ketika sudah dini hari dan merasakan sedih lagi ketika sampai di kos. hidup kenapa sih... atau aku yang kenapa ya?
pernah enggak sih teman-teman mengalami sedih yang mendalam karena alasan entah seperti aku? lalu tau-tau sudah melamun, sampai rasanya mau limbung saja kalau harus berpikir hal-hal yang meresahkan...
aku begitu kosong.
mengherankan
by
Mima
- Oktober 21, 2016
enggak kuliah tapi pergi ke jalan magelang untuk ngebatik,
ngajar teman-teman kecil di tegalmojo,
rapat di gelanggang mengurus porsenigama dan ikut latihan teater sampai tengah malam,
belanja bulanan berjam-jam di supermarket lalu mlipir ke pasar karena mencari barang-barang tertentu,
nongkrong di kantin kampus dan ketawa-ketawa entah membicarakan laki-laki bodoh yang gemar tebar pesona,
di antara ketidakjelasan arah hidup ini... aku merasa sedang tidak sadarkan diri.
Tegalmojo, 2016 yang muram.
#19 selamat hari hak asasi binatang
by
Mima
- Oktober 17, 2016
aku izin menyusup pada tanggal ini karena tiga hari lalu (14,15,16) aku terisolasi di sinolewah atas bersama teman-teman antropologi dan kesulitan mengakses perangkat modern seperti hp dan internet.
hari sabtu tanggal 15 kemarin usiaku ganjil 19 tahun, lalu aku tercenung sebentar menyadari kalau usiaku sudah sebanyak itu. ibu sudah berkirim sms soal ulangtahunku di tanggal 14 sore, siasat ibu yang entah kenapa benar banget karena batere hpku kemudian habis ketika malam dan aku juga kesusahan mendapat sinyal, pun provider teman-teman yang lain.
pada hari-hari itu semua menjadi sibuk. konsumsi di dapur, medis di basecamp, acara sliwar-sliwer, pendamping mengurusi maba, dan aku bersama teman-teman keamanan yang lain sibuk jaga di pos-pos, di pinggir jalan, di depan rumah warga, di persimpangan, dan melupakan segala hal di luar tadi, apalagi soal ulangtahun. soalnya aku punya kebiasaan pada tahun-tahun sebelumnya yang mana aku suka bicara yang baik-baik pada diri sendiri sambil meniup-niup jemariku lalu ku usapkan ke wajah ketika tengah malam menjelang tanggal lahirku. tapi bahkan kemarin aku sendiri enggak sadar kapan pergantian hari itu terjadi dan ada di mana aku saat itu tiba. aku cuma ingat setelah aku jaga dari 14 malam sampai 15 subuh di suatu pos dan tertidur menggigil di atas keramik dingin, paginya aku bangun karena teman-teman bicara berisik soal ulangtahunku. 'ini sungguh tanggal 15 oktober?' betapa sebenarnya aku ingin menelpon ibu dan bilang kalau aku sedang baik-baik saja di kaliurang yang dingin ini.
teman-teman kemudian terus menyelamatiku seolah-olah aku barusan pendadaran dan mereka terus-terusan berbicara soal ulangtahunku, yang entah kenapa membuat hatiku hangat karena teman-teman antropologiku sangat baik dan menyenangkan. malam larutnya ketika aku kembali jaga pos di tengah-tengah apa ini namanya belantara rerumputan semak-semak hamparan luas sebuah perbukitan hijau berbatu landai licin terjal dan alam yang sangat bebas itu, aku bilang terima kasih pada Tuhan dalam hati karena malam itu tidak hujan, cahaya bulan terang sekali seolah-olah purnama, udara dingin tapi berkat api unggun menjadi hangat, daun-daun basah yang segar tercium wangi, bunyi-bunyi apa itu binatang aneh yang menenangkan, sumpah entah kenapa aku ingin sekali menangis pada malam itu.
'terima kasih hamima kamu sudah sampai sejauh ini' aku lalu bicara pada diriku sendiri, 'kamu harus tetap jadi hamima yang baik, enggak boleh jahat kemudian membuat orang sakit hati. kamu enggak boleh capek kemudian mati. kamu enggak boleh sedih kemudian melukai tubuhmu. kamu enggak boleh takut kemudian mengubur diri. kamu enggak boleh putus asa kemudian berhenti,' aku terus bicara pada diriku sendiri sampai tanggal 15ku habis kemudian menyentuh dedaunan basah dan gemetar merasakan sesuatu yang dingin, aku meniup satu-satu jemariku lalu ku usapkan pada wajahku sambil bilang 'makasih Tuhan, tolong jaga aku terus' dalam hati dan melontarkan 'amin' keras-keras sampai temanku di samping menengok.
legaaa. aku mau jadi hamima yang berbinar-binar selalu!
tanggal 16 siangnya aku turun dari sinolewah dan ketika sampai di kos aku langsung tidur sampai malam larut, terus bangun dalam kondisi pegal linu dan kantung mataku yang makin njendol mengerikan. enggak apa-apa, ini semua tanda kalau aku masih 'hidup' dan tanda kalau aku sedang memanfaatkan udara O2 dan partikel-partikel lain dalam hidup dengan baik. aku terus mengaktifkan hp dan notif-notif dari dunia maya mulai bermunculan. adik berkirim stiker ulangtahun, kakak mengirim gambar kue, teman dekat berbagi foto video dan voice note, banyak orang menyelamatiku dan mendoakanku yang baik-baik pula.
aku berdoa dalam hati semoga kalian semua selalu dalam lindungan dan kasih sayang Tuhan yang Maha Segala. betapa senangnya aku dikelilingi orang-orang baik hati seperti kalian yang masih ingat hamima bahkan di saat aku ada di suatu tempat entah dan berada jauh dari keberadaan kalian. salam hangaaaaaaat. aku membalas ucapan-ucapan mereka dengan bumbu akhir yang ku samakan semua, 'maaf baru bisa balas sekarang, aku baru terisolasi dari peradaban dan tadi siang baru turun dari sana'
by the way, karena tanggalnya sama-sama 15 oktober, selamat hari hak asasi binatang!!!
sayangi binatang, sayangi aku |
transjogja dan hal-hal baik
by
Mima
- Oktober 13, 2016
dari awal masuk kelas pukul sepuluh pagi, aku sudah asal-asalan dan tidak sedang dalam kondisi yang 'oke'. bangun pada sembilan lebih tigapuluh, lalu mandi ke lantai atas karena di bawah sedang dipakai nyuci, trus baru mengeluarkan motor pukul sepuluh kurang dua menit, menjemput teman, dan jelas telat kurang lebih lima belas menitan ketika sudah sampai kampus. dan btw, karena fib sedang rempong pembangunan, parkiran untuk mahasiswa dipindah jauh dan jaraknya sampai gedung fakultas lumayan bikin ngos-ngosan meski hanya jalan cepat. tapi begitu sampai depan ruang kelas, darahku seperti mengalir ke kepala semua ketika mendengar kalau ternyata kelas kosong.
brengsek.
karena aku belum sempat sarapan, jadinya aku dan temanku tadi bertandang ke kantin dan makan geprek cabai nol sambal bawang dan es teh dua ribuan favoritku. lalu sehabis itu garap review artikel untuk bahan kuliah jam satu siang nanti. tapi kemudian aku diserang aliran-aliran tidak baik: aku bosan, aku mau bolos, aku ingin pergi. aku juga enggak tahu kenapa aku menjadi pribadi yang pemalas sekali, citra-citra 'mahasiswa ugm' yang diinterpretasikan orang-orang sepertinya sangat tidak berlaku untuk jenis mahasiswa seperti aku ini. jadi kemudian aku ngebut mengerjakan review satu halaman dan mengajak teman yang satu aliran denganku untuk bolos berjamaah. ternyata ada juga yang otaknya sakit sepertiku! gokil enggak sih? kita lalu merencanakan perjalanan ke mana saja lah yang intinya pergi dari kampus, kemudian memutuskan hal besar dan pokok: keliling jogja naik tj saja yuk! jadi ya sudah, kita menuju shelter terdekat dan menyerahkan duit tiga ribu lima ratus rupiah kepada bapak penjaga dan menunggu mesin berjalan teknologi canggih bernama transjogja tiba.
jujur aku jarang sekali naik tj, soalnya buat apa? aku sudah ada kendaraan pribadi dan meski tj dicanangkan mengatasi kemacetan, tapi sepertinya itu kurang solutif. tujuanku naik tj hanya iseng saja sih, aku pingin mencoba transportasi umum dan melihat dinamika sosial di dalamnya hahaha. serius lho, selama kurang lebih tiga jam, aku dan temanku cuma duduk di dalam tj, lalu turun di shelter mana saja bebas, lalu naik lagi dan entah ke mana, turun lagi, naik lagi, berkali-kali sampai kita melewati tugu, malioboro, bandara, prambanan, terus tahu-tahu sudah di kampus lagi dan kita hanya bayar sekali ketika di awal tadi, keren ya?
aku juga melihat banyak peristiwa baik: orang-orang sopan di dalam tj yang mempersilahkan kursi tempat ia duduk dikasih ke yang lebih membutuhkan seperti ibu hamil, ibu menggendong anak kecil, bapak-bapak tua, nenek entah dari mana, berulang kali selama proses masuk-keluarnya penumpang. lalu ada satu mbak-mbak yang tadinya duduk terus berdiri dan bilang pada nenek-nenek di depannya "ibu duduk di sini saja", terus nenek-nenek itu tersenyum dan duduk di kursi, lalu tiba-tiba tj oleng mendadak dan mbak itu hampir jatuh, tapi nenek-nenek tadi kemudian mencekal pergelangan tangan mbak-mbak itu dan menepuk-nepuk pinggangnya, aku bisa melihat 'senyum terimakasih' dari kedua orang itu secara enggak langsung, rasanya enak ya ketika dilihat? sungguh energi baik yang begitu hangat.
seperjalanan pulang, aku duduk di samping ibu-ibu seorang pramurukti yang cerita banyak soal pekerjaannya merawat orang-orang lansia yang sakit parah dan sudah bed rest total di kasurnya. ibu itu bilang begini "ibu merawat orang-orang lansia itu sudah ibu anggap seperti orangtua ibu sendiri lho mbak, habisnya semua hal yang dibutuhkan pasien itu ibu yang lakuin. anak-anaknya mbak, cuma datang untuk menengok saja, padahal mereka orang-orang berpendidikan lho mbak, lha wong sudah pada doktor, profesor begitu. bagaimana rasanya to mbak? ibu berdoa semoga anak-anak ibu nanti mau mengurusi ibu ketika sudah sepuh, sudah sakit-sakitan, nggak jijikan, dan kalaupun ibu diberi sakit semoga ibu khusnul kotimah, mbak tahu ndak? pasien yang ibu rawat itu lama sekali lho sakitnya, kasian, kadang ada yang merintih-rintih kesakitan." ibu itu terus cerita dari shelter mana ya aku lupa sampai transjogja menurunkan aku di depan kampus dan ketika aku bilang 'ibu saya duluan ya' dengan sedih karena harus berhenti mendengar ibu itu cerita, dia lalu bilang 'oh iya mbak, hati-hati ya, terimakasih banyak' sambil menepuk-nepuk pahaku dan tersenyum.
lalu aku turun dan dadah-dadah pada transjogja yang sudah membolehkan aku melihat dan merasakan hal-hal baik. aku sudah pernah bilang lho, kalau hidup itu enak banget. kalau kamu sedih, sakit, terluka, kamu pasti sembuh! soalnya ada banyak sekali kebaikan-kebaikan di jagat raya kita yang akan jadi 'obat' kamu, dan aku yakin seratus persen Tuhan pasti selalu jaga kebaikan-kebaikan itu. seperti aku yang misal sedang tidak sehat, aku cuma butuh perjalanan dan pergi ke mana saja lah entah, supaya aku cepat sembuh dan melanjutkan hidupku dengan baik lagi. tapi aku masih suka bingung kenapa ya bolos kelas rasanya mudah sekali? berapa kali aku harus melakukan perjalanan untuk mengatasi keinginan bolosku kalau begitu jadinya? terus setelah itu, aku dan temanku lalu makan di warung penyetan dekat kos, rapat jurusan di kampus, dan nongkrong di burjo sampai tengah malam.
dadah, makasih sudah baca ceritakuuu yang aku enggak tahu ini pesan moralnya ada di mana hehe!
udara gerimis, gelas-gelas, dan kepul asap rokok
by
Mima
- Oktober 11, 2016
"oh kamu antropologi?" laki-laki itu bertanya antusias. aku mengangguk mengiyakan sambil menyesap milo dingin. kantin kampus yang biasanya ramai pukul tujuh malam itu mendadak sepi dan banyak penjual yang malah duduk-duduk di bangku pembeli sambil bicara keras-keras. satu dua lagu dangdut diputar keras dari salon-salon di balik gerobak.
"semester berapa?" dia bertanya lagi. tangannya merogoh saku celana, mengeluarkan korek dan pro mild yang masih terbungkus rapi. "aku ngerokok ya?" ijinnya.
aku mengangguk mempersilahkan. "baru tiga, mas."
laki-laki itu menyulut rokok dan menghisapnya. "ah masih dikit."
aku menggeser gelasku dan balik bertanya. "masnya udah banyak ya?"
"ya gitu deh," kilahnya sambil meringis.
aku tersenyum mendengar jawabannya. laki-laki itu lalu sibuk kebat-kebit asap di depanku dan aku menghabiskan miloku sampai kandas. di luar masih gerimis dan hal itu justru membuatku sangat enggan untuk beranjak. aku melepas sepatu, menaikkan kedua kaki ke bangku dan duduk bersila. "lagi selo po mas?"
"selo sih enggak, abis isya aku ada rapat di sekre."
"njuk ngopo masih di sini?"
"ngancani kowe dhisik."
seorang bapak tua menghampiri kami dan bilang permisi lalu mengambil gelas miloku. aku belum sempat bilang terimakasih ketika laki-laki itu tiba-tiba menyerobot 'pak, kopi hitamnya satu ya' pada bapak tadi.
"ini udah habis isya lho mas." aku bicara lagi.
anak itu melirik jam tangannya dan meringis lebar, membuatku malah memperhatikan laki-laki itu sebentar. kerutan di pelipisnya ketika ditarik saat tertawa mengingatkan aku pada seseorang. sumpah dia mirip sekali dengan seseorang. rautnya hampir sama persis. mata laki-laki itu lentik dan punya tatapan yang teduh tapi berkilat. suara baritonnya berat tapi terdengar ringan. yang membedakan hanya tampilan dia saja yang agak berantakan. kaos oblong dipadu flanel dan celana pendek selutut, rambut panjang yang dibiarkan tergerai, sandal swallow warna merah, gelang rendel di pergelangannya dan rokok di tangannya. "habis isya itu sampai sebelum subuh to? gampang..."
aku tersenyum lagi mendengar jawabannya. udara bekas gerimis tadi tercium wangi di hidungku, dingin menyeruak dan kulitku disapu angin malam, aku bergidik, sedang laki-laki itu menyebulkan asapnya lagi.
*
Foodcourt di belakang Sekre,
2016
lampu motor dan perasaan-perasaan
by
Mima
- Oktober 03, 2016
setelah dua hari mendekam di kos dan enggak ke mana-mana (selasa libur dan rabu bolos dua makul), motorku tiba-tiba sakit. lampu depan bagian kepala mati untuk pertama kali setelah enam tahun lamanya. jadi kemudian aku memutuskan untuk 'ah ya sudah deh naik motor kalau siang saja, malemnya bobok' dan malah nggak berniat untuk pergi ke bengkel karena alasan aku sedang kere dan malas banget.
tapi rupanya wacana-wacana untuk naik motor pas siang saja itu enggak bisa ku lakukan karena aku punya kerjaan yang sangat krusial dan fundamental yang tak boleh ku lewati saat malam itu juga: aku mau ngesurprisein teman ulangtahoen hehe. jadi ya sudah deh, malamnya aku nekat pergi dengan catatan hanya sampai jam delapanan saja, biar enggak sepi-sepi banget jalanannya sehingga peneranganku ketika berkendara sedikit terbantu.
jumat malamnya aku menghadapi masalah yang sama lagi. meski aku sudah mewanti-wanti apapun acaranya aku tetap nggak boleh keluar naik motor dengan kondisi lampu yang rusak, karena itu bahaya banget. aku juga bodoh ya kenapa nggak segera cabut ke bengkel dan minta diperbaiki di sana, kan masalahnya jadi selesai. jadi kemudian aku menahan diriku untuk nggak keluar hari jumat malam itu dan doing nothing di kos. aku dengan besar hati telah menolak tawaran-tawaran menggiurkan untuk nonton attack fib dan teater di fisipol bareng teman-teman dengan alasan 'lampu motorku mati nih' dan tak satupun dari mereka yang bisa datang ke kos dan nebengin aku. sialan.
tapi kemudian, untungnya malam larut pukul sebelasan seorang teman bernama aini datang untuk menginap dan malamku tak sepenuhnya suram karena sehabis itu kita makan bersama dan cerita-cerita lalu bobok dengan rencana: besok adalah week end, jadwalnya main!
dan sabtu yang sangat ku rindukan itu telah tiba! aku bodoh banget seharusnya bisa bangun pagi-pagi buta dan mengajak temanku itu pergi meninggalkan depok dan menuju suatu tempat yang dingin-dingin mana saja lah, tapi malah jam setengah enam pagi aku baru melek itupun karena dibangunin aini ya memang hamima ini ngawur og, jadinya kita kemudian ke candi di dekat selokan mataram purwomartani dan cuma numpang-numpang foto di sana saja. tapi sesuatu yang ku syukuri adalah cuacanya sangat enak karena masih pagi banget dan aku melihat ibu-ibu berseragam sedang senam sehat lucu di pelataran kawasan candi. sehabis itu kita sarapan bareng di daerah jalan solo, lalu aini berpulang ke purwokerto untuk melanjutkan kehidupan aslinya, dan aku terbang ke lempuyangan untuk menjemput seorang teman bernama halimatus yang otaknya kegeser sampai sengklek (anak itu kemarin sore pulang ke kebumen dan pagi ini sudah balik jogja lagi, di rumah numpang tidur doang?!?!?!?!) mengantarnya ke kos untuk bayar bulanan, dan akhirnya ku daratkan ia di fib karena dia mau melakukan kegiatan ke-kapalasastra-annya (klub pecinta alam fib ugm) yang sangat dicintainya sepenuh hati itu.
sehabis itu aku pergi lagi ke kos seorang teman bernama ayi karena di sana sudah ada selingkuhanku yaitu rani. aku cuma pulang sebentar ke kosku tapi entah bagaimana ceritanya aku tak sadarkan diri dan tiba-tiba sudah tidur saja tiga puluh menit. aku, ayi dan rani lalu cuma rebahan-rebahan saja di kos sambil ketawa-ketawa entah dan memutuskan untuk membeli seblak! menjelang malam aku galau kembali, baik ayi maupun rani mereka berdua sudah ada acara mau ke mana sehabis ini. sedangkan aku, hehehe. aku bingung lagi karena lampu motorku masih belum sehat dan ini adalah malam minggu. so what sih tapi aku perlu merayakan malam-malam seperti ini soalnya lagi selo banget nih hidupku, enggak ada tetek-bengek yang sedang bikin pusing.
lalu setelah berpikir lama, oke deh, aku memutuskan untuk ke bengkel! tapi keinginan luhurku itu terlambat nggak sih karena kan bengkel cuma buka sampai sore saja? tapi ternyata setelah dibantu peri-peri kecil baik hatiku (kalian semua juga punya kok peri-peri itu!) aku pergi ke bengkel di dekat kosku dan memeriksa kesehatan motorku di sana. 'ini mbak, lampunya kalau sudah mati jadi gosong kaya gini' ucap mas-mas di sana sambil memberiku lampu gosong itu, aku mengamatinya sebentar sambil bicara dalam hati 'maaf ya, aku baru tersadar tentangmu belakangan ini, sekarang kamu boleh istirahat dengan tenang, udah ada yang gantiin kamu kok' lalu memasukkan lampu gosong itu ke dalam totebagku hehe untuk dikubur nanti di belakang kos. kurang lebih dua puluh menitan mas-mas tersebut mengotak-atik motorku dan aku menunggu dengan deg-degan melihat hasilnya akan jadi seperti apa.
dan ternyata ketika sudah selesai lalu motor distarter, lampu depanku nyala lagi dengan terang! aku berbinar-binar sendiri merasa senang yang amat dalam. lalu ketika kutanya berapa ongkosnya, mas-mas tersebut menjawab 'lima belas ribu, mbak' dan aku melongo. ternyata enggak sampai berpuluh-puluh ribu ya? ya ampun hebat banget sekaligus tercengang. aku lalu sekalian minta tolong masnya untuk membenarkan baut pada plat nomorku dan mengencangkan kaca spion wkwk soalnya motorku memang sudah sakit parah wkwk bobrok memang, klaksonku juga kadang-kadang nggak berbunyi tapi aku nggak mau minta dandan dulu deh soalnya duitku takut berkurang lagi hahaha. aku terus bilang terimakasih berkali-kali pada seluruh elemen di bengkel itu ketika ku hidupkan motor dalam kondisi lampu yang benderang-terang, aku merasa sehat banget untuk alasan ini.
aku lalu pergi ke kos agista untuk mengajaknya malam mingguan ehe. tapi aku cuma keluar sampai pukul sebelas dan lagi enggak berniat untuk nongkrong sampai tengah malam. setibanya di kos setelah mengandangkan motor ke garasi, dan cuci-cuci sebentar, aku lalu diam lama di dalam kos dan menyadari suatu hal: apa ini? sepi banget. kamar-kamar di sampingku tutupan dan lampu mati semua. apa perlu aku membawa mereka ke bengkel supaya lampu mereka nyala? hehe, ternyata gelap bisa buat aku sedih juga. saat itu enggak ada suara apa-apa, mesin sanyo yang biasanya tiba-tiba bunyi aja jadi senyap begitu, hewan-hewan bernama entah yang suaranya aneh juga nggak terdengar sama sekali, jalanan melompong, nggak ada kendaraan apapun lewat, padahal biasanya juga gerobak sate suka lewat tengah malam begini. aku pusing karena suasananya terlampau sepi, jadi aku kemudian menyalakan kipas angin, dispenser, televisi, laptop, dan mainan hape biar timbul bunyi-bunyi apapun. kenapa ya suka aneh begini, aku kadang susah memahami jadinya...
mati |