terbentur
setengah tiga ketika kereta yang membawaku dari lempuyangan berhenti
di jenar yang sangat lengang
setelahnya, kereta kembali bergegas dan hilang di ujung
pandang, begitu saja
stasiun ini sepi, kanan-kiri adalah pepohonan kering dan
sawah-sawah tandus akibat tak ada hujan yang pernah lewat
orang-orang hanya segelintir, bisa dihitung jari dan tak ada
keriuhan apapun
sayup-sayup angin bertiup lembut
dan tempias matahari membuat refleksi diriku di antara
peron-peron yang aku lalui
sore itu mendadak seperti diterpa perasaan aneh dan asing
dan kosong dan tak terjamah
dan samar-samar dan lamat-lamat
“ayo, mim.” suara icha memecah lamun dan pikiran
pada bayang-bayang semu yang selama beberapa menit melintas
di kepala
…dan hampir
menjatuhkanku
sambil merengek aku memaki diriku sendiri, aku kenapa sih...
stasiun jenar dan hal-hal yang membingungkan, 2019
0 Comments