Daftar Pertanyaan yang Dapat Kamu Tanyakan Pada Dirimu Sendiri Ketika Sedang Merasa Hilang Arah

by - Mei 26, 2021


Hai, Mima. Bagaimana kabar hari ini?

Tidak sedang sedih dan tidak sedang senang. Biasa saja. Belakangan ini hari-hariku berjalan seperti itu. Kalau aku menangkap momen-momen yang terasa begitu menyedihkan atau begitu menyenangkan, itu hanya akan bertahan sebentar dan setelahnya akan lewat begitu saja. Yang ku hadapi selanjutnya adalah perasaan kosong yang seperti mengulitiku hidup-hidup. Hm, aku memang seperti hantu hidup, sih.


Kalau begitu kapan terakhir kamu merasa begitu sedih dan begitu senang?

Semalam aku baru saja menangis sesenggukan ketika dalam perjalanan pulang ke rumah. Sesampainya di rumah pun aku masih menangis selama setengah jam, lalu ketika sudah capek aku menenggak air kulkas banyak-banyak untuk menenangkan diri. Air mataku habis dan aku dehidrasi. Malam itu sebenarnya tidak ada hal aneh yang menimpaku, aku cuma sedang merasakan takut yang amat besar sampai aku tidak bisa mengendalikan diri. Aku seperti bertemu hantu yang sangat seram dan siap menerkamku saat itu juga, tapi nyatanya, itu cuma ilusiku belaka dan aku sedang tidak mengalami apa-apa.


Kalau saat senang?

Oh ya, kemarin aku merasa cukup senang setelah selesai ngobrol dan berkenalan dengan orang-orang Penastri, sebuah perkumpulan dan ruang konsolidasi untuk pegiat teater di Indonesia. Aku juga senang karena malamnya hujan turun deras sekali setelah sekian lama aku merasa begitu kering. Selain itu, tak ada, segalanya tampak normal seperti biasa.


Ada hal tertentu yang sering kamu pikirkan belakangan ini?

Entah kenapa aku terus memikirkan soal kematian seseorang. Aku bisa terus-menerus membayangkan peristiwa itu dan dengan detail mengatur alur ceritanya. Ini menakutkan tapi aku juga tidak bisa melepaskan pikiran tersebut. Aku terus membuat banyak pengandaian dalam kepalaku soal kematian orang itu. Anehnya, aku juga sampai menangis karena bayangan yang ku konstruksi sendiri itu. Rasanya seperti sedang menghadapi hantu yang ku ciptakan sendiri. Aku memang sudah gila.


Apa ketakutanmu saat ini?

Saat ini aku sedang takut kalau harus pulang sendirian ketika sudah lewat pukul 9 malam, apalagi kalau jalanan sudah sepi dan penerangannya minim. Selain itu, tidak ada. Aku bisa menghadapi hari dengan keadaan apapun. Aku cukup tangguh untuk situasi apapun, kecuali ketakutan yang kusebut di awal itu.


Ada hal yang membuatmu pusing?

Kemarin pagi ketika aku mengepel lantai rumah, bapakku sedang duduk di ruang tamu, ngopi, sambil menonton berita Palestina di youtube keras-keras. Aku ikut mendengarkan presenter berita itu bicara sambil terus menggosok lantai dengan gagang pel. Bapak tidak berkutik, ia cuma menaikkan kakinya sebentar ketika aku mengarahkan gagang pel ke bawah meja dan kursi tempat ia duduk, dan matanya sama sekali tak lepas dari layar ponselnya. Aku terus menggosok lantai sambil berpikir, bisa-bisanya aku mengepel lantai dan di waktu yang bersamaan mungkin saja ada perempuan seusiaku yang sedang meringis kesakitan karena luka tembak di tubuhnya. Hidup ini sungguh sempurna penderitaannya. Dan itu membuatku sangat pusing. Fakta bahwa aku selalu bermasalah juga membuatku tambah pusing.


Kalau sesuatu yang membuatmu bingung, ada?

Aku bingung kenapa sistem kerja dunia ini begitu kacau dan permasalahan hidup ini runyam sekali. 279 juta data pribadi kita dijual bebas di situs gelap seperti sedang jualan kacang rebus. Perusahaan farmasi besar ramai-ramai memproduksi rapid tes antigen bekas seolah-olah itu seperti sampah daur ulang. Uang bantuan sosial di negeri ini dikorupsi menterinya sendiri seolah-olah rakyat kita sudah tajir melintir dan tak punya kesulitan ekonomi. Dan ada pengacara tolol yang menyarankan tersangka kasus pemerkosaan untuk menikahi korbannya yang masih di bawah umur. Coba dibayangkan; menikahi orang yang membuatmu trauma seumur hidup. Apa gak bikin tambah gila? Hantu-hantu di neraka pasti tertawa melihat itu semua. Aku merasa dunia seperti sudah kiamat.


Bisakah kamu berbagi rekomendasi lagu, buku, atau film yang akhir-akhir ini kamu konsumsi dan membuat kamu terkesan?

Pertanyaan yang bagus! Aku masih rajin mendengarkan Biru-nya Anda Perdana selama sebulan belakangan ini. Itu lagu cinta menenangkan sebenarnya, tapi aku selalu sedih tiap mendengarnya. Mungkin itu karena suara bariton rendah Anda yang terasa nelangsa. Lagu lain akan kubuat daftar di bawah:
Hanya Membekas Kini - Chaisero
Apatis - Benny Soebardja
Kau Yang Tlah Pergi - Caffeine
Mendalam - Dua Band 
Peluk - Dewi Lestari
Antara Anyer dan Jakarta - Sheila Majid
Sebelum Tersisih - Rafika Duri

Kalau untuk buku, saat ini aku tengah membaca kumpulan cerpennya Norman Erikson Pasaribu, judulnya panjang; Hanya Kamu yang Tahu Berapa Lama Lagi Aku Harus Menunggu. Setiap cerpen yang dia tulis rasanya personal sekali, aku seperti mau tenggelam ketika sedang membacanya. Gaya berceritanya juga memikat, aku suka cara dia membuat detail-detail narasi untuk mendeskripsikan soal perasaan. Norman Erikson Pasaribu itu tipe penulis yang akan membuatmu terngiang-ngiang seharian setelah selesai membaca karyanya, bahkan saat kamu sedang di jalan pulang, mengantre di pom bensin, memilih minuman kaleng di indomaret, menunggu lampu merah, atau keramas di malam hari setelah kamu selesai bekerja. Kamu tahu, mungkin hidup semua orang, termasuk kamu dan aku, akan lebih mudah jika kita boleh menikah dengan bantal yang menyangga kepala kita setiap malam, yang mengusir demam, menjauhkan kuntilanak dari mimpi, mengamini doa-doa, merindukan kita di siang hari, menyimpan aroma sampo yang kita sukai, menyerap keringat, liur, air mata, tumpahan kopi tanpa sekalipun protes, dan berbisik ke telinga kita di tiap malam yang murung: "Berbahagialah. Berbahagialah. Di luar sana. Seseorang mencintaimu, seseorang tengah mencintaimu.." (Tentang Mengganti Seprai dan Sarung Bantal; cerpen pertama)

Film lebih-lebih, aku sampai kacau dibuatnya. Aku belakangan ini menonton banyak film, tapi sejauh ini sedang terkesima dengan ketiga judul ini; Little Big Women (2020), A Sun (2019), Dear Ex (2018). Ketiganya sama-sama film Taiwan dan menyoroti permasalahan keluarga yang kompleks, relasi bapak-ibu-anak yang intens. Di Little Big Women, kita akan bertemu sebuah keluarga yang baru saja ditinggal mati sang ayah, kematian itu sekaligus membukakan rahasia-rahasia di antara mereka. Soal sang ayah yang ternyata punya hubungan dengan wanita lain, kakak tertua yang diam-diam mengidap kanker, fakta bahwa mereka punya saudara kandung lain yang oleh orangtua mereka diserahkan ke adopter, dan detail-detail kompleksitas lain khas keluarga Asia. A Sun apalagi, emosiku sangat babak belur setelah selesai menonton. Masalah di keluarga ini frustating sekali; anak laki-laki pertama mereka yang sangat sopan dan penurut tiba-tiba bunuh diri, sementara sang adik mendekam di penjara atas kasus penyerangan, dan di tengah situasi yang membingungkan itu, pacarnya datang memberi tahu keluarganya kalau dia hamil. Aku sungguh tidak bisa membayangkan posisi ayah dan ibu mereka saat itu, semua hal terjadi bertubi-tubi dan seperti mengubur mereka hidup-hidup. Dear Ex juga masih membahas relasi ibu yang melankolis, dengan seorang anak yang merasa ibunya terlalu pemarah, dan juga satu karakter yang merupakan mantan kekasih almarhum sang ayah, seorang pria, homoseksual. Isunya sensitif, tapi penyampaiannya terasa dekat sekali. Selain keintiman cerita, film-film Taiwan ini juga memperlihatkan potret kota dengan detail-detail yang sangat artistik. Visualnya enak, tone warnanya cantik-cantik sekali!


Kalau kamu adalah seorang karakter film, kamu ingin jadi siapa?

Aku ingin jadi seperti Alyssa di series The End of The Fucking World (2017). Dia gadis pemarah, agresif dan hobi mengumpat, di saat yang bersamaan dia juga kerap bingung dan mempertanyakan dirinya sendiri. Tapi aku suka sekali cara dia menyelesaikan traumanya. Menyelesaikan perkara hantu yang bermukim di dalam dirinya. Alyssa punya isu yang sama denganku, aku ikut merasakan bagaimana cemas dan takutnya ia melalui itu semua. "Kau bisa terjebak di suatu tempat dan bahkan tidak menyadarinya. Jika kau tak hati-hati, kau bisa terjebak selamanya."


Apa yang membuat kamu bersemangat?

Aku semangat kalau dengar lagunya Rumahsakit, atau Pee Wee Gaskins. Selain itu, hidupku melempem.


Kalau begitu mari ganti pertanyaan, apa kamu punya ketertarikan dalam hal lain selain menulis blog?

Dulu jaman kehidupanku masih bergelimangan teman dan waktu luang, aku suka sekali jalan-jalan ke kuburan belanda, klenteng, pecinan, petilasan, situs-situs klenik, ke museum, ke masjid gedhe, gua maria, pertokoan kuno, maupun tempat aneh lain yang menyimpan banyak cerita sejarah. Waktu berlalu, teman-temanku sudah pada pergi jauh, dan ritual jalan-jalan cross cultural kami itu terhenti, digantikan rutinitas pekerjaan yang membosankan dan kehidupan dewasa yang menuntut banyak hal. Kadang-kadang, aku kangen melakukan perjalanan itu. Perjalanan menjelajahi hantu-hantu masa lalu.


Kamu terus menyebut hantu sedari tadi, apa kamu percaya hantu?

Aku percaya kalau dunia ini dihuni oleh banyak entitas, dan manusia tidak semestinya sombong akan eksistensinya sendiri. Lagipula, menurutku, hantu paling mengerikan itu sebenarnya adalah luka membusuk dan kenangan kelam yang membuatmu tertelan. Mereka menahanmu dan tak mengizinkanmu ke mana-mana. Aku tidak bisa menyaksikan kuyang, atau lelembut, pocong, atau kuntilanak dengan mata telanjangku, tapi aku bisa merasakan pahit dan sengsaranya kalau kita sampai terperangkap di masa lalu dan tak bisa melanjutkan hidup. Itu jauh lebih mengerikan. Di satu sisi, aku juga agak terobsesi dengan konsep hantu. Dia itu semu, surreal, tapi entah bagaimana keberadaannya seperti mampu melumpuhkan hidup seseorang.


Ada sesuatu yang ingin kamu lakukan?

Pikiranku belakangan ini penuh akan seseorang. Dia sedang sakit dan aku belum menengoknya lagi sejak terakhir kami bertemu di rumah sakit. Situasinya sedang sulit, dan kalau ada yang ingin aku lakukan, itu adalah mengupayakan agar orang itu merasa sedikit lebih baik dan sedikit lebih tenang, serta sedikit lebih percaya bahwa segala kesulitan itu nantinya akan berlalu. Selain itu, aku ingin potong rambut, kebal-kebul merokok sambil ngobrol dengan teman-teman sampai larut malam, dan aku juga ingin naik kereta ke Bogor.


Kenapa Bogor?

Aku cuma ingin pergi yang jauh. Ke Surabaya juga bisa, ke manapun, tapi harus naik kereta.


Ada sesuatu yang sedang kamu harapkan?

Kalau kupikir-pikir, hidup memang gudangnya masalah. Kita semua tak akan bertahan hidup kalau tak diterpa masalah. Jadi alih-alih menyebutnya sebagai cobaan hidup, aku mau jadi lebih terbiasa saja dengan itu semua. Terbiasa menghadapi masalah, terbiasa menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif, terbiasa mengekspresikan kemarahan dalam situasi emosi yang aman, terbiasa bicara dengan asertif, terbiasa berkompromi, dan terbiasa mengalami apapun. Aku mau punya cukup keberanian untuk mengatakan kalau aku sungguh tidak masalah harus mengalami apapun, asal aku punya sistem rekonsiliasi yang sehat. Bisa adaptif dengan segala kondisi adalah cara manusia bisa bertahan hidup. Dan di antara cara kerja sistem itu, salah satunya adalah punya lingkaran orang-orang dekat yang selalu mendukung dan menghargai keputusan kita. Apapun masalahnya, aku harap selalu punya support system. Apapun, apapun, asal kita nggak kesepian. Kesepian itu bisa berwujud seperti hantu yang murung.


Kamu bicara hantu lagi...

Hehe, maaf!


Apakah jam tidurmu aman?

Saat ini aku tidak ada masalah dengan pola tidur. Aku bahkan merasa aku lebih menyukai tidur ketimbang harus bekerja, bersosialisasi dengan orang-orang di luar dan menjalani hidupku yang sedang kusut. Itu yang tidak aman. 


Kamu sudah makan hari ini?

Ketika aku menulis ini, jam di kamarku menunjukkan pukul delapan lebih lima. Aku baru selesai mandi, memakai pelembab dan tabir surya. Ibuku hari ini memasak semur sapi, ada pecel sayur juga beserta sambal. Aku belum sarapan, mungkin itu sebabnya pikiranku agak berantakan dan bicaraku sangat melantur.


Apakah perasaanmu sudah membaik?

Terima kasih sudah bertanya. Aku selalu mengusahakan untuk yang satu ini.



*
Purwokerto, 2021

You May Also Like

2 Comments

  1. Kadang pikiranku kalut dan ingin menyerah ttg hidup.
    Disaat yg lain sudah berada di tracknya, dengan aktivitasnya pekerjaannya.
    Atau kebahagiaan menyebar undangan acara pernikahan nya.
    Aku malah hanya mengurimeng meme untuk sekedar mentertawakan hidup ku ini.
    Sambil mencari pengakuan eksistensi akan diriku.
    Aku masih kluntang klantung bak daun kering tersapu angin.
    Aku juga ingin seperti mereka, anjing !
    Bekerja dan menabung untuk entah apa itu.
    Mungkin melamar kakak tingkat kuliah ku.
    Kadang bingung mau maju gak ada bekal,kalo gak maju keburu dilamar mas² Djancuk.
    Susah memang sebagai org yg belum bekerja menyukai perempuan indah yang banyak yg sayang :(
    Ah terkadang hidup ini memang bangsat.

    Kamisku
    08.11.95

    BalasHapus