perenungan

by - September 21, 2016

teman-temaaaaan, coba baca deh tulisan temanku yang paling wangun ini,  http://belantarasekar.blogspot.co.id/2016/09/berpikir-dan-mencari.html?m=1 , dalam hati aku membacanya sambil terus-terusan menyeletuk "iya Chakkk benar bangeeet!" (namanya adalah Echa) apalagi saat dia menulis pertanyaan aneh nggak sih perempuan yang akan menginjak umur 19 baru memikirkan masa depannya?
lalu aku tertohok habis-habisan. aku merinding sendiri karena usiaku sudah hampiiiiir 19 tahun dan itu adalah usia orang dewasa! aku mau jadi apa ya? aku masih belum tahu! aku nihil!

meski aku kuliah di jurusan Antropologi Budaya FIB UGM yang kampusnya diagung-agungkan favorit katanya, itu nggak menjamin, tahi kucing! sesungguhnya aku masih luntang-luntung dan kadang aku bingung aku sedang ngapain. malahan aku juga sepertinya masih meraba-raba konsep jati diriku, di saat teman-teman yang lain sudah mematangkan diri dan sudah punya pegangan masing-masing hendak ke mana dan jadi apa, sekarang cuma tinggal proses menuju ke sana saja, tapi akuuuuuuuuuu...

aku bingung mau mulai darimana ya? kerjaanku hanya membuat review artikel-artikel etnografi yang aku sendiri nggak tau itu bicara apa, kadang kalau sudah sore aku cabut ke gelanggang dan latihan teater sampai malam hari, lalu kalau lagi selo banget aku join volunteer projek-projek sosial dan ikut kegiatan mereka, kadang ada tawaran mengedit video dan aku iyain, kadang kalau lagi benar-benar suwung aku ikut banyak kepanitiaan sampai nggak punya waktu sehari pun buat libur, tapi ya gitu, aku merasa itu hanya sampai di situ saja. aku stagnan.

atau mungkin masih proses ya, aku memang suka suudzon orangnya.

tahu usiaku yang sudah hampir 19 tahun kadang bikin aku murung dan bertanya-tanya sendiri, "kenapa nggak dari dulu menekuni satu bidang yang kamu suka, hamima? 19 tahun ini kamu ngapain aja?" lalu aku berpikir, oh iya ya, 19 tahun itu lamaaaaa banget loh, tapi aku ke mana dan ngapain aja? kok aku jadi seperti bayi katak yang baru muncul dari dalam tempurung?

pertanyaan-pertanyaan itu terus menggentayangiku berhari-hari sampai sekarang.

lalu pernah saat lagi kuliah MPE (Metode Penelitian Etnografi), temanku namanya Edo yang memang otaknya geser tiba-tiba ngajak berisik di belakang kelas, "ham, kamu pingin nikah enggak?" dia bertanya begitu. dengan sigap langsung kujawab, "nggak"

dia lalu bisik-bisik lagi, "nikah aja yuk. aku bosen kuliah e, ra genah"

aku ikut bisik-bisik sambil bicara melotot ke arahnya, "aku pinginnya kerja biar bisa dapat duit, mbok kamu pikir nek nikah uripmu gampang po?"

dia terus bicara apa gitu lah aku nggak peduli dan nggak mendengarkan. karena aku terus tercenung pada kalimatku barusan. aku menginginkan sebuah pekerjaan. aku bosan terkungkung dengan kotak-kotak rutinitas yang aku sendiri bingung menjalaninya.

tapi hamima-ku yang lain kemudian ikutan berbisik, "mbok kamu pikir nek kamu kerja uripmu gampang po? semua ini proses mim, wes to, kamu tuh cuma kurang tidur. rasah brisik."

terus kepalaku senat-senut mendadak dan aku nggak mengerti dengan semua yang ku pikirkan. aku ingin jus buah saja...

You May Also Like

0 Comments