#23 yang suram namun selamat (ulang tahun)

by - Oktober 16, 2020

[sebuah cerita kompilasi]


ruang tunggu di depan kamar operasi yang terasa begitu kaku, seperti kaki keram kesemutan, pandangan kelabu
bau obat dan darah beku yang menguar, terasa anyir, mirip luka yang selama ini terbenam dan membusuk di dadamu
alangkah bagusnya kalau malam ini hujan turun dengan lebat, supaya mataku ikut tergenang, sementara mata ibu telah sayu.

*

mata ibu — di kelopaknya telah tumbuh lampu-lampu temaram, yang tak seterang bulan, sebab dalam dirinya terpelihara ketidakmengertian
"ibu orang yang kuat, tapi mengapa anak perempuannya berhati lemah?"
mudah sakit, mudah tenggelam
ibu kebingungan, sementara anak perempuannya telah menjelma menjadi pagi yang pucat dan bergemuruh.

*

"sepagi ini sudah mendung." dengus laki-laki tua sembari melempar putung rokok ke arah kucing yang tengah tidur di samping kursi swalayan
kucing itu berjingkat dan mengerang, laki-laki itu cuma melengos
aku menyangga dagu, menghabiskan sekotak susu tawar dengan bosan, melihat kucing tadi kembali terkulai sambil bicara keras-keras dalam hati, "nasibmu tak begitu baik, sama sepertiku." lalu mengumpat bangsat pelan-pelan
ternyata begini rasanya di-phk di pekerjaan pertama setelah lulus, mengepak barang di indekos untuk cabut dari kota yang sesak ini, meninggalkan perjumpaan-perjumpaan dan nasib yang tahi kucing. tahun ini memang anjing.

*

—dan tahun yang suram, seperti senyumku yang palsu dan kubuat-buat di depan para tetangga yang meracau berisik
melewati bulan-bulan dengan kering, yang basah cuma pipiku saja, tiga kali sehari terisak seperti minum obat
seorang wanita tua pernah bicara di peron stasiun, "kamu akan melalui banyak hal mengagumkan." setelah kami bercakap tentang kota Salatiga, khasiat jambu biji, dan lagu-lagunya Rafika Duri
tapi aku tak percaya, aku sudah lama mematikan harapan terhadap apa-apa yang terasa samar dan tak nyata
aku sungguh pahit, dan tak asik.

*

sepahit penggalan lirik ini —
I would like to leave this city, this old town don't smell too pretty...
and I can feel the warning signs running around my mind...
yang terputar sengaja karena aku membutuhkan sesuatu untuk mendistraksi kepalaku
yang pusing karena kalender menstruasiku kacau, aku telat lagi dua bulan, siklusku tak pernah teratur
nafsu makanku kosong, dan fluktuasi emosiku rumit, meledak-meledak tapi malah merasa sepi
apakah ini sebuah perjalanan yang begitu aneh dan sendiri di luar semua yang bisa dibayangkan?

*

"selamat ulang tahun!" ucapku malas. mematut diri di depan cermin sambil memaksakan lengkung di bibir,
23 tahun yang melelahkan
"ini hari tanpa permintaan. tanpa satu pun rencana atau mimpi untuk dikejar." aku bicara lagi sambil menyesap gelas isi kopi, padahal aku punya asam lambung

"aku takkan minta apa-apa, sungguh." bisikku pelan, halus tertiup angin



15 Oktober 2020, hari ulangtahun yang ke 23, hari yang terasa begitu kosong

You May Also Like

0 Comments