pelan-pelan

by - Maret 30, 2022

pernahkah kamu menyadari momen ketika tubuh dan pikiranmu pelan-pelan terasa ingin meledak, membuatmu merasa akan hancur berkeping-keping, lalu tercecer dan jadi sia-sia?


kamu tidak tahan, kepalamu pusing dan kamu mulai menangis. pelan-pelan, kamu memahami bahwa apa yang sedang kamu rasakan saat itu adalah suatu perasaan lelah yang seperti mencekikmu mati, perasaan lelah yang seperti menelanmu brutal, perasaan lelah yang seperti menghisapmu perlahan, menghisap jiwamu, kering. 

kamu lelah sampai kamu merasa kamu akan kehabisan napas, kamu lelah sampai kamu merasa tubuhmu akan tenggelam. kamu lelah sampai kamu pelan-pelan berpikir bahwa dunia di sekitarmu akan redup dan kamu akan ditinggalkan sendirian. 

perasaan lelahmu adalah perasaan yang menghimpitmu, perasaan yang menekan hatimu, sekaligus perasaan yang membuatmu kesepian. pelan-pelan, kamu ingin bertumpu pada sesuatu karena kamu mulai kesulitan menopang berat tubuhmu sendiri, berat hatimu, berat isi kepalamu. 

lalu pelan-pelan, kamu melanjutkan tangismu seperti orang bingung, meratapi diri sambil mengatur napas, memberikan ruang pada tubuhmu untuk berpikir (bahwa kamu tidak akan tenggelam), serta menyadari bahwa rasa kesepian itu nantinya akan berlalu karena sebenarnya kamu masih punya orang-orang yang menyayangimu. kamu ingin terus meyakini hal itu, lalu kamu merapalkannya lamat-lamat, sekuat hatimu. 

kamu menyadari semua momen itu dengan seksama. kamu menyadari tubuhmu, menyadari rasa lelahmu, menyadari kepalamu, menyadari rasa sakitmu, menyadari kesepianmu, menyadari air matamu yang pelan-pelan kamu seka sambil menenangkan dirimu sendiri. 

pelan-pelan. 

tenang, tenang... 

You May Also Like

0 Comments