how does it feel to be #26 years old?

by - Februari 20, 2024

senin pagi bangun pukul 9 tanpa perlu bersiap-siap untuk bekerja adalah sebuah kemewahan yang sangat aku syukuri. hari akan berlangsung tanpa perlu merasa cemas harus bertemu dengan ratusan manusia dan mengobrol panjang kali lebar sama dengan luas persegi. semenjak bekerja di museum, senin adalah hari yang sangat aku nanti-nantikan. segala kelelahan yang terakumulasi selama seminggu bekerja dapat langsung luruh ketika sudah bertemu hari libur. ya meskipun cuma satu hari, tapi memaknai keberadaan dan kegunaannya adalah yang terpenting.

Yoga masih tidur dengan pulas, semalam dia ngelembur sampai subuh dan baru tidur setelahnya. sambil menunggu dia bangun, aku berselancar di youtube dan tertarik untuk menonton podcast seorang konglomerat Liliana Tanoesoedibjo. kukira perbincangannya akan seputar keglamoran dan bisnas-bisnis di kelas elit sepertinya, tetapi sepanjang obrolan ia cuma bahas relasinya dengan Tuhan, dan bagaimana keimanan itu mempengaruhi aspek-aspek di hidupnya. aku terkejut karena ternyata dia orang yang religius dan sangat taat pada Tuhan. jadi dapet banyak insight dari si ibu ini terutama soal cara pandang dia terhadap doa. aku nggak menyangka, hari liburku di pagi hari kupakai untuk mendengarkan khutbah seperti ini. siraman rohani yang sungguh menyejukkan nurani.

masih lagi menonton Bu Liliana cerita, bosku tiba-tiba menghubungi untuk minta revisian copy yang seharusnya aku kirimkan hari ini. aku mengecek pekerjaanku sekali lagi, lalu mengirimkannya pada beliau sambil berharap ini adalah revisian yang terakhir dan paling final. setelahnya aku mengecek to do list hari ini dan ingat bahwa malam nanti aku ada rapat zoom dengan teman-teman komunitas arsip untuk bahas rencana bikin pameran di Sukabumi. hari ini ternyata santai dan nggak terlalu sibuk, sisa hari akan aku pakai untuk baca buku dan nonton series di netflix.

aku sehat-sehat saja (barangkali kamu bertanya-tanya kabarku), aku lagi menyelesaikan buku bacaanku dan sedang sibuk belajar ini-itu. beberapa bulan ini aku rutin bikin diskusi buku bersama temanku secara online, kami memilih buku kesukaan kami, bikin poster diskusi dan membagikannya ke sosial media, lalu mendiskusikannnya langsung di hari dan tanggal yang kami pilih. agenda ini lumayan jadi stress-release untuk ngobrol dengan orang-orang yang punya kegemaran sama. habis acara selesai rasanya seruuuuuu sekaliiii. perasaan happy-nya adalah perasaan yang menjagamu untuk hidup dengan baik—supaya bisa terus bikin-bikin kegiatan yang menyenangkan seperti itu.

hidup di usia 26, ya begini-begini aja sih. kehidupanku di usia 25 masih berlanjut, pekerjaanku masih berlangsung sama rutinitasnya, side gigs ku di bidang yang lain juga sama hektiknya (nulis, nggarap copy, ngerjain revisian), aku masih baca-baca buku dan terobsesi bikin akun personal instagramku jadi akun bookstagram, aku masih halu pengen punya toko buku dan kedai makanan kecil yang bisa menyediakan tempat untuk mereka yang butuh tempat untuk ngapa-ngapain, aku masih suka ngambil cuti 3 bulanan buat jalan-jalan ke luar kota. sementara ini, aku masih sehat, normal, waras, meskipun kadang-kadang aku merasa tak berguna, tetapi sejauh ini aku masih sehat, normal, dan waras.

sambil ngalamun memandangi layar tabku, Yoga tiba-tiba terbangun dan mengulet panjang. "jam berapa ini, Mim?" tanyanya dengan suara serak. "jam 10 lebih 5." jawabku sambil senyam-senyum. kami lalu ngobrol dan mendiskusikan kegiatan apa yang harus kami lakukan di hari libur ini. sejak aku kerja di museum dan cuma punya waktu libur di hari senin, dia juga jadi ikut-ikutan mengambil libur di hari senin. tapi nggak juga sih, paling kalau ada waktu selo dia bakal buka laptop dan ngerjain sesuatu.

lalu tiba-tiba, kami sudah meluncur ke Stasiun Lempuyangan dan naik kereta lokal untuk ke Solo. kami mau makan siang sekaligus bertemu dengan temanku. kami makan steak ayam di salah satu mall, lalu melipir ke Sekutu Kopi untuk mengerjakan pekerjaan kami. Yoga menggarap revisian musik, saya membaca buku sambil terkantuk-kantuk. lalu pukul 5, kami sudah di stasiun lagi untuk naik kereta sore dan pulang ke Jogja. sungguh perjalanan yang singkat dan sangat praktis. sesampainya di rumah, Yoga melanjutkan pekerjaan recordingannya di studio dan aku menghadiri rapat zoom bersama komuntas arsip. terus habis itu lanjut baca buku, makan geprek dengan orang rumah, dan tidur—besok aku masuk pagi.

menurutku sih, menjalani hidup sebagai perempuan usia 26 ya dijalani dengan happy saja lah. tuntutan sosial pasti makin menekan, secara kita tinggal di lingkungan patriarkis yang masih suka mendiskreditkan perempuan. segala keputusan hidup dipertanyakan dan dipertentangkan. tapi daripada terus cemas dan tertekan dalam sistem tersebut, ada baiknya kita tetap menjalani hidup sesuai dengan apa yang kita suka saja, tak perlu repot mengkhawatirkan hal lain, sebab ini hidup kita sendiri, dan kita cukup ber-privillege untuk memutuskan hidup seperti apa yang ingin kita jalani.

sambil tetap bekerja (karena sadar aku cuma kelas menengah ngehek yang masih butuh duit untuk menghidupi diri), sambil tetap menekuni hobi dan berharap hal ini bisa terus jadi peganganku ketika dunia sedang mobat-mabit, sambil tetap terhubung dengan orang-orang dan juga diri sendiri, sambil tetap makan enak kalau hati sedang sedih, olahraga kalau badan mulai kaku, istirahat kalau pikiran mulai capek, berdoa kalau diri mulai cemas—kupikir jadi perempuan di usia 26 nggak akan serem-serem amat.

(selama ideologi patriarhih bisa pelan-pelan lenyap dari muka bumi)

cheers, Mima! for more self-discovery and exploration! happy me, happy 26th! 

You May Also Like

2 Comments

  1. Happy birthday mbak, wish u all the best!

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo, terima kasih! tapi aku tidak sedang ulang tahun haha, cuma merayakan bertambahnya usia saja. tapi thanks ya sudah mampir :)

      Hapus