menghabiskan jatah desember di jogja

by - Desember 22, 2016

adalah dengan mengerjakan banyak paper penelitian maupun review jurnal dalam rangka hari besar ujian akhir semester.

 ibadah rohani seperti mengunjungi pameran seni atau festival masih tetap berlangsung tapi mendadak harus tertelan bulad-bulad karena tiga mata kuliah terakhir; Etnofotografi, Etnografi NTT, dan Antropologi HIV/Aids membuatnya tidak tidur berhari-hari dan kering kerontang akibat terlalu banyak konsumsi kopi. matanya pun sudah seperti spanduk lecek bertuliskan 'rumah dijual' yang dibiarkan kosong oleh penghuninya selama satu dasawarsa, setiap malam menajamkan pandangan di depan layar inchi dan membual entah di atas papan ketik demi melahirkan berlembar-lembar paper siap tumpuk. baru selesai menjelang subuh, kedinginan tapi kepala pusing, mengantuk berat di sela-sela merapikan margin dan page layout, baru tidur antara pukul enam sampai tujuh, kemudian lapar, dan pukul sembilannya harus cabut ke kampus untuk menyerahkan hasil kerja keras satu malam suntuk.

hamima adalah seorang dateliner kelas kakap dan dia tidak pernah tahu bagaimana cara mengatasi hal tsb, satu-satunya yang dia paham adalah bagaimana satu-dua cangkir kopi hitam yang mengepul panas bisa membantunya merapikan pekerjaan, and she did well. she did fucking well. jancok.

jatahnya di jogja juga mulai mendekati masa tenggang. setelah ujiannya selesai pada jumat pagi, sorenya dia harus menuntaskan pekerjaan yang lain: nukang di pementasan jurusan bernama Wayang Antro, merekatkan diri dengan cat tembok dan gabus mudah tertiup. lalu malamnya sekitar pukul sepuluh meluncur ke Jalan Turi untuk menghadiri rapat besar teman-teman teater dan melekkkkkkk sampai subuh, sampai pukul tujuh pagi, sampai kerongkongan mau muntah karena segala-galanya harus sampai pagi. terus setelah itu dia kemudian pulang ke kos dan tidur sampai sore. sungguh, tidur adalah cita-cita luhurnya yang ingin sekali dia capai, badannya tidak sekuat pekerja lemburan yang membaptiskan diri untuk terjaga semalam suntuk sampai pagi, anak perempuan itu kurus dan dia butuh tidur normal supaya bisa tetap waras, tapi tetap saja; dia masih punya pekerjaan lain dan urusan tidurnya harus terpotong lagi; rapat redaksi suatu jurnal ilmiah kampus, sampai larut malam lagi tapi untung tidak sampai selesai pagi, kabar baik. besoknya anak itu benar-benar mati sehari di dalam kamar kos untuk menyembuhkan diri. bangun malam hari dalam keadaan pusing kepala, lalu mengajak teman untuk nongkrong di kedai kopi dekat stasiun dan mengisi perut yang seharian kosong.

belum selesai, pada pagi harinya dia harus datang rapat produksi teater di gelanggang, lalu ikut latihan tim aktor sampai malam, tapi pamit duluan soalnya beneran enggak tahan dan rasa-rasanya mau muntah. anak itu pulang dan mencari cara untuk pergi dari jogja secepat-cepatnya, tapi karena sudah malam, lapar, mengantuk, kering, mual, demam, dia tidur satu malam lagi di kosnya setelah selesai packing untuk kabur dari jogja keesokan harinya.


pulang karena sudah nyerah

You May Also Like

0 Comments