puisi tak selesai

by - Juni 03, 2019


duapuluh kilo per jam menyusuri sudirman yang lengang dan tergenang
lambat dan tercekat
malam ke tigabelas di akhir tahun
musim penghujan dan bulan benderang
selepas subuh, setelah diputus kekasih 
dan kecupan dingin yang mengendap di kening
...



/
mati, puisi ini tak akan rampung
seseorang telah runtuh dan meluruh
bersama segala hal sia-sia yang selama ini tumbuh 

rapalku diam-diam dalam perjalanan;
semoga hal-hal yang terus berulang ini suatu saat bisa berhenti 



*
Stasiun Tugu, 2018.

You May Also Like

0 Comments