#24 pikiran di 24 tahunku yang pertama kali

by - Oktober 31, 2021


1. Proses pemulihan dari segala sesuatu yang pernah membuatku sangat terpukul dan terluka tak pernah selalu berjalan dengan mulus. Ada hari di mana aku merasa sangat stabil dengan suasana hatiku yang kondusif, tetapi ada kalanya pula perasaan ingin menangis dan melukai diri itu tiba-tiba muncul dan menyerangku. Karena aku tau situasiku sangat fluktuatif seperti itu, maka, aku akan mencoba mengalami semua emosi itu pelan-pelan. Nantinya pun proses mengalami ini akan menjadikanku banyak belajar; tentang bagaimana baiknya memproses peristiwa, memproses luka, dan memproses perasaan yang malang-melintang bagai isi kepalamu yang begitu berisik. Hidup ini memang berantakan, tapi kalau aku bisa merapikannya satu per satu, kupikir aku bisa bertahan dan menyelamatkan diri.

2. Dunia yang sangat patriarki ini terus-menerus membuat perempuan merasa tidak aman. Kami diliputi ketakutan dan ketidakberdayaan karena terus direpresi oleh bajingan-bajingan yang selalu merasa superior. Ada banyak sekali berita kekerasan seksual yang lalu-lalang di beranda internet, dan seringkali aku menjadi cepat lelah hanya karena membaca peristiwa-peristiwa mengerikan itu. Perutku langsung terasa tidak enak, kepalaku pusing, dan mataku jadi mudah sekali menangis. Brengsek. Kalau tiba-tiba aku terguncang karena trauma kekerasan seksual, aku akan duduk dan minum air putih lalu menenangkan diri sendiri di tempat yang sepi dan tak terlalu riuh. Tiga kali tarikan napas dan tepukan pelan di dada akan lumayan membantuku meredakan kekalutan.

3. Aku tak pernah menyangka, basa-basi yang dilontarkan orang-orang seperti menanyakan kabarmu, bagaimana harimu, apakah kamu sudah makan atau belum, itu bisa menyelamatkanmu dari kabut gelap yang menyergap isi kepalamu —kabut gelap yang membawamu terus berpikir soal ketiadaan. Basa-basi itu rasanya bisa membuatmu tersadar, bahwa hari itu kamu masih hidup dan bernapas dengan baik, matahari di atasmu masih bersinar menyilaukanmu, udara sore masih bertiup sepoi-sepoi menenangkanmu, kamu masih dapat merasakan mojito dingin yang tersanding di depanmu, dan kamu akan ingat bahwa kamu pernah menulis seribu satu alasan mengapa kamu harus tetap melanjutkan hidup meski dunia ini payah dan selalu membuatmu sedih. Sekali lagi aku tak pernah menyangka, basa-basi yang sederhana itu ternyata dapat menolongku sekaligus menghibur kepahitanku.

4. Melanjutkan poin sebelumnya, aku mau mengakui kalau memang ada masa di mana aku tiba-tiba tidak mau berumur panjang. Aku membenci perayaan ulang tahun dan selalu ingin mempercepat ritme hidupku, yang lebih ekstrim aku sampai ingin berhenti tumbuh dan tidak ingin lagi merasakan apa-apa. Pikiranku ini sangat suram dan menakutkan sekali. Kalau aku sudah begini, aku akan mencoba lari sampai berkeringat, meditasi kalau kepalaku terasa penuh, atau memotong-motong sayuran dan memasak demi aku bisa berfokus pada sesuatu. Belakangan ini aku menemukan banyak sekali coping-mechanism selain menulis yang dapat membantuku mengatur pikiran. Aku akan melakukan segalanya; dari mulai mencuci piring, keramas dan creambath, menonton film horror, roll depan dan roll belakang, mengajak orang ngobrol, mengepel lantai kamar, makan makanan pedas sampai lidahku kebakaran, menyanyi, mengisi teka-teki silang di koran mingguan, dan kalau aku punya energi lebih aku akan keluar dan kelayapan tak tentu arah. Yang jelas, aku akan melakukan segalanya; alternatif-alternatif kegiatan yang dapat kulakukan alih-alih menyakiti diri sendiri.

5. Aku selalu takut kalau badanku akan menyusut menjadi sekecil kelengkeng karena aku tak pernah punya nafsu makan yang baik, aku tak pernah punya relasi yang sehat dengan aktivitas makan. Upayaku untuk makan adalah upayaku agar tidak mati konyol saja, upayaku agar tidak pingsan dan tak merepotkan orang lain. Selama ini aku tak pernah benar-benar mengilhami aktivitas makan dengan sadar. Aku juga kerap kali merasa mual ketika sedang makan, dokter bilang ini gejala stress, lalu aku direkomendasikan banyak suplemen makanan, vitamin, minyak ikan, jamu, namun tetap saja, aku merasa tetap kehilangan semangat dan selera untuk makan. Lalu ketika ada orang-orang yang bicara "Mima makan yang banyak, ya!" aku selalu tersentuh dan langsung ingin menangis. Kasihan sekali tubuhku. Sudahlah pikiranku suram, sekarang aku malah membebani tubuhku sendiri perihal nafsu makan. Sulit sekali kamu, Mim.

6. Aku juga menyadari kalau selama ini aku terlalu punya banyak asumsi buruk soal hubungan asmara. Padahal itu karena aku sendiri yang tidak percaya terhadap diri sendiri. Aku yang tak mampu, berlagak paling tahu soal apapun. Aku terlalu memelihara banyak rasa takut. Aku terlalu payah melibatkan orang lain di kehidupanku. Aku terlalu berpikir bahwa aku tak pernah benar-benar bisa bersama orang lain. Aku tak pernah benar-benar membuka diri dan memberikan diriku kesempatan; kesempatan untuk mencintai diriku sendiri dan kesempatan untuk mencintai orang lain. Pada akhirnya, aku jadi menyakiti banyak orang, aku juga menyakiti diriku sendiri. Menerjemahkan hidup itu pelan-pelan saja Mim, bisa-bisa kamu cepat mati kalau semua hal kamu perangi. Ketakutan dan kekhawatiranmu akan banyak hal itu akan bisa kamu atasi perlahan, tenang saja, kamu mampu kok.

7. Keberadaan rasa sakit itu, selain untuk diobati, juga untuk direfleksikan kembali. Bahwa ada sesuatu dalam dirimu yang salah, dan tak seharusnya terulang kembali. Tubuhmu akan kesulitan kalau terus-menerus mengalami sakit. Hidup itu memang proses belajar sampai mati, tapi jangan sampai kamu menderita dan tenggelam dalam kubangan rasa sakit yang kamu sangkal sendiri.

8. Aku sudah lama sekali men-shut down diri dan berubah menjadi anak kecil yang tertutup dan tak banyak bicara. Namun belakangan ini, aku punya kesempatan-kesempatan kecil yang mempertemukanku dengan orang-orang baru hingga aku bisa terlibat percakapan dengan mereka. Ajaibnya, aku menjadi sedikit lebih bersemangat, di hari-hariku yang biasanya melelahkan dan tak ada gairah hidup. Ternyata upaya bercakap-cakap bisa terasa semenyenangkan ini. Rasa senangnya adalah rasa senang yang membuat hatimu ringan. Rasa senang yang akan membuatmu tersenyum simpul. Rasa senang yang akan mengingatkanmu kalau ternyata hidup ini tidak payah-payah amat kalau kamu bisa menikmati momen-momen sepele seperti mengobrol dengan orang baru. Sensasi bisa terhubung dengan orang lain lewat sebuah percakapan ini memang aneh sekali.

9. Sejak Bapak mengalami sakit diabetes yang membuat kesehatan dan berat badannya menurun, aku mulai sering berpikir soal kematian. Kematian Bapak dan kematianku sendiri. Dokter bilang penyakit diabetes dapat diwariskan antar generasi. Seorang Ibu dapat mewariskannya pada anak laki-laki, dan Bapak dapat mewariskannya pada anak perempuan, pada diriku sendiri. Diam-diam aku menyimpan ketakutan aneh bahwa aku akan mengalami penderitaan yang selama ini dirasakan Bapak. Diam-diam aku menyimpan ketakutan aneh bahwa tubuhku akan pelan-pelan hancur sampai suatu saat nanti aku lenyap. Diam-diam aku menyimpan ketakutan aneh pada minuman-minuman kaleng dengan kandungan gula tinggi. Diam-diam aku menyimpan ketakutan aneh pada kandungan gula itu sendiri. Diam-diam aku menyimpan ketakutan aneh pada segala sesuatu yang berkaitan dengan gula; termasuk rasa manis yang tercecap di lidah akibat dari sebuah gula. Ketakutan aneh, dan gula.

10. Aku kadang bingung dengan diriku sendiri. Aku punya banyak sekali situasi aneh yang membuatku jadi terasa seperti orang lain. Pernah dalam satu hari aku merasa sangat pusing setelah membaca ulasan film animasi Jepang berjudul Perfect Blue (1997) karya sutradara Satoshi Kon. Genre film panjang ini adalah psychological thriller. Aku bahkan tidak tau tepatnya apa yang membuat kepalaku sakit, tapi sepertinya karena tokoh utama dalam anime itu adalah seorang perempuan bernama Mima, Mima Kirigoe, seorang idol dari grup bernama CHAM! yang berganti karir ke dunia akting dan modeling. Mima, dalam film animasi ini, punya banyak peristiwa traumatis yang mengguncang jiwa dan kesadarannya, membuatnya jadi gila dan frustasi. Ada banyak adegan kekerasan, gore, sensual, dan disturbing scene lain yang membuatku pening dan merasa mual. Selama satu hari itu, aku bukan saja hanya terbayang-bayang dengan jalan cerita yang penuh teror, tapi juga terbayang-bayang pada karakter perempuan yang bernama sama denganku; Mima.

11. Penyesalan apa yang membuatmu menderita selama ini? Penyesalan karena tidak pernah jujur terhadap diri sendiri, dan penyesalan karena tidak pernah mendengarkan kata hati; untuk mencoba, untuk percaya, untuk mencoba lagi (kalau suatu waktu merasa kecewa dan sakit hati).

12. Dunia ini punya spektrum yang sangat luas. Aku sudah tak pernah lagi menghakimi orang hanya karena aku sedang merasa kesal atau takut. Aku paham betul, yang mudah bagi orang lain, bisa terasa sulit bagi yang lainnya. Menghakimi tanpa melihat keutuhan peristiwa cuma akan membawa penyakit ke dalam hatimu.

13. Aku sudah tidak lagi merasa bersalah atas rasa sakit-rasa sakit yang pernah terjadi di belakang. Tak lagi ku sesali segala keputusan-keputusan yang pernah aku dan pihak-pihak di masa laluku buat. Apa yang telah terjadi telah membuatku banyak melihat dan memahami peristiwa. Sekarang, masing-masing dari kita bertanggung jawab atas luka dan kesembuhan diri kita masing-masing. "I dont hate you anymore, you must live happily." aku bicara sungguh-sungguh.

14. Belakangan hari ini, bangun tidurku terasa mudah dan ringan, aku tidak lagi membenci sinar matahari, aku tidak lagi mengeluh sepanjang hari, yang ada hanyalah hari-hari biasa tanpa perasaan sedih dan muram yang seperti mau menenggelamkanku. Belakangan hari ini, aku mulai bisa menikmati hal-hal kecil yang tampak normal, seperti rasanya mandi dengan pikiran segar, menikmati sarapan nasi kuning ditemani lagu-lagu kesukaan, tidur malam yang nyenyak tanpa dilingkupi mimpi buruk dan kesulitan untuk terlelap. Aku tak tahu, belakangan ini, rasanya semua terasa ringan, dan ada semangat kecil yang meletup di dalam hatiku. Karena terbiasa mengalami perasaan sedih, ketika aku punya hari-hari di mana aku merasa senang, aku justru jadi sedikit bingung, tetapi tetap berusaha menikmatinya sepenuh hati. Rasa senang di kehidupanku yang gersang adalah sebuah berkah.

15. Realizing there was never something “wrong” with you in your past relationships, you just weren’t with the right person.

16. Kalau suatu saat nanti aku membuat kesalahan, mungkin aku akan cemas dan menangis semalaman sembari merasa bersalah, sebelum kemudian memberanikan diri untuk mengakui keluputan dan meminta maaf. Sebelum itu, aku harus banyak-banyak meyakinkan diriku terlebih dulu kalau manusia itu bertumbuh atas pengalaman yang pernah dilalui, dan kita belajar dari kesalahan. Manusia itu bisa bodoh, dan oleh karena itu, tentu saja juga bisa berbuat salah.

17. Doaku belakangan ini: Tuhan, ajarilah aku untuk lebih banyak menghibur daripada dihibur, mengasihi daripada dikasihi, mencintai daripada dicintai, sebab dengan memberi, kita menerima.

18. Tahun ini aku belajar banyak soal bagaimana caranya meregulasikan emosi dengan baik, seperti bagaimana caranya mengekspresikan amarah (dalam situasi yang aman dan konstruktif), bagaimana cara mengutarakan pendapat dan perasaan (dalam cara yang asertif dan terbuka), bagaimana cara menghadapi situasi konflik yang tidak nyaman dan tidak menyenangkan (dengan tidak lari, memendam, menghindari, berpura-pura tidak terjadi masalah), dan bagaimana caranya membawakan diri di tempat umum (bagaimana cara untuk tidak merasa malu dan terasing, membangun kepercayaan dan keberhargaan diri, untuk tidak tiba-tiba merasa ingin menenggelamkan atau melenyapkan diri). Meskipun aku lambat dan seringkali aku bekerja keras dengan payah, aku tahu aku pasti akan mengusahakan yang terbaik untuk diriku sendiri.

19. Satu per satu melepas sakit di masa lalu.

20. Rasanya bisa terbuka dengan mengakui diri kalau kita pernah terluka sekaligus pernah melakukan kesalahan itu leganya tiada tanding. Apalagi kalau kamu bicara dengan orang yang sungguh-sungguh mendengarkanmu meski kamu harus bercerita sampai menangis. Perasaan didengarkan dan dipahami itu berarti sekali. Keberanian untuk mengatakan hal-hal yang menjadi ketakutan dan keresahan juga sesuatu yang rasanya istimewa sekali. Tak pernah kudapati hatiku menjadi seringan ini. Perasaan ringannya adalah perasaan yang menyenangkan, sekaligus perasaan ringan yang menenangkan.

21. Sekarang aku tak akan berasumsi kalau aku harus selalu hidup bahagia, aku tak masalah jika mengalami sedih, atau perasaan tidak bersemangat, atau perasaan ingin mati, atau biasa saja, atau tak merasakan apa-apa. Apapun yang sedang aku alami, aku tak akan keberatan. Yang mengalir, akan mengalir. Yang terjadi, akan terjadi. Kupikir hidup akan lebih mudah kalau aku tak mencoba menahan apapun. Hidup itu memang rumit, tapi di satu sisi juga sangat sederhana. Kalau pun nanti aku punya satu hari yang sangat melelahkan dan membuat hatiku berat, aku sudah percaya duluan kalau hidup ini memang hopeless tapi juga sekaligus hopeful. Layaknya kesenangan, kesulitan hari itu pastilah cukup untuk hari itu.

22. Belakangan ini aku berpikir, kalau sosokku di usia 10 tahun melihatku saat ini, apakah dia akan senang dengan keadaan dan kondisi diriku saat ini? Mima kecil di usia 10 tahun itu mungkin akan mendatangiku dan bicara “kamu tidak akan lagi kesepian, aku akan selalu ada di sini untukmu” lalu memelukku erat sambil mengusap pelan punggungku. I deserve to be healed. Rasanya sulit sekali bicara begini hanya karena selama ini aku selalu terbiasa dengan rasa sakit. Aku berharap sekali, semoga aku punya banyak keberanian untuk mempercayai diriku sendiri, semoga aku punya banyak kerendahhatian untuk memaafkan diriku sendiri, dan semoga aku punya banyak cinta untuk ku berikan pada diriku sendiri.

23. Kalau aku tiba-tiba punya keinginan untuk menghilang lagi, aku akan keluar ruangan untuk menghirup udara bebas sebanyak-banyaknya sampai paru-paruku terasa penuh. Kalau aku tiba-tiba sampai ingin menangis lagi, aku akan memejamkan mata sembari bernapas pelan-pelan dan menghitung satu sampai sepuluh. Setelah itu aku akan melakukan 3 hal baik untuk menukar rasa sedihku. 3 kebaikan untuk 1 perasaan duka. Bisa apa saja, dan dengan siapa saja. Kebaikan yang bisa aku lakukan untuk diriku sendiri, ataupun kebaikan yang bisa aku lakukan untuk orang lain.

24. Selamat ulang tahun. Terima kasih karena tidak memutuskan untuk menyerah dan mati lebih dulu.


kado keren tahun ini! 😂

You May Also Like

0 Comments