transjogja dan hal-hal baik

by - Oktober 13, 2016

dari awal masuk kelas pukul sepuluh pagi, aku sudah asal-asalan dan tidak sedang dalam kondisi yang 'oke'. bangun pada sembilan lebih tigapuluh, lalu mandi ke lantai atas karena di bawah sedang dipakai nyuci, trus baru mengeluarkan motor pukul sepuluh kurang dua menit, menjemput teman, dan jelas telat kurang lebih lima belas menitan ketika sudah sampai kampus. dan btw, karena fib sedang rempong pembangunan, parkiran untuk mahasiswa dipindah jauh dan jaraknya sampai gedung fakultas lumayan bikin ngos-ngosan meski hanya jalan cepat. tapi begitu sampai depan ruang kelas, darahku seperti mengalir ke kepala semua ketika mendengar kalau ternyata kelas kosong.

brengsek.

karena aku belum sempat sarapan, jadinya aku dan temanku tadi bertandang ke kantin dan makan geprek cabai nol sambal bawang dan es teh dua ribuan favoritku. lalu sehabis itu garap review artikel untuk bahan kuliah jam satu siang nanti. tapi kemudian aku diserang aliran-aliran tidak baik: aku bosan, aku mau bolos, aku ingin pergi. aku juga enggak tahu kenapa aku menjadi pribadi yang pemalas sekali, citra-citra 'mahasiswa ugm' yang diinterpretasikan orang-orang sepertinya sangat tidak berlaku untuk jenis mahasiswa seperti aku ini. jadi kemudian aku ngebut mengerjakan review satu halaman dan mengajak teman yang satu aliran denganku untuk bolos berjamaah. ternyata ada juga yang otaknya sakit sepertiku! gokil enggak sih? kita lalu merencanakan perjalanan ke mana saja lah yang intinya pergi dari kampus, kemudian memutuskan hal besar dan pokok: keliling jogja naik tj saja yuk! jadi ya sudah, kita menuju shelter terdekat dan menyerahkan duit tiga ribu lima ratus rupiah kepada bapak penjaga dan menunggu mesin berjalan teknologi canggih bernama transjogja tiba.

jujur aku jarang sekali naik tj, soalnya buat apa? aku sudah ada kendaraan pribadi dan meski tj dicanangkan mengatasi kemacetan, tapi sepertinya itu kurang solutif. tujuanku naik tj hanya iseng saja sih, aku pingin mencoba transportasi umum dan melihat dinamika sosial di dalamnya hahaha. serius lho, selama kurang lebih tiga jam, aku dan temanku cuma duduk di dalam tj, lalu turun di shelter mana saja bebas, lalu naik lagi dan entah ke mana, turun lagi, naik lagi, berkali-kali sampai kita melewati tugu, malioboro, bandara, prambanan, terus tahu-tahu sudah di kampus lagi dan kita hanya bayar sekali ketika di awal tadi, keren ya?

aku juga melihat banyak peristiwa baik: orang-orang sopan di dalam tj yang mempersilahkan kursi tempat ia duduk dikasih ke yang lebih membutuhkan seperti ibu hamil, ibu menggendong anak kecil, bapak-bapak tua, nenek entah dari mana, berulang kali selama proses masuk-keluarnya penumpang. lalu ada satu mbak-mbak yang tadinya duduk terus berdiri dan bilang pada nenek-nenek di depannya "ibu duduk di sini saja", terus nenek-nenek itu tersenyum dan duduk di kursi, lalu tiba-tiba tj oleng mendadak dan mbak itu hampir jatuh, tapi nenek-nenek tadi kemudian mencekal pergelangan tangan mbak-mbak itu dan menepuk-nepuk pinggangnya, aku bisa melihat 'senyum terimakasih' dari kedua orang itu secara enggak langsung, rasanya enak ya ketika dilihat? sungguh energi baik yang begitu hangat. 

seperjalanan pulang, aku duduk di samping ibu-ibu seorang pramurukti yang cerita banyak soal pekerjaannya merawat orang-orang lansia yang sakit parah dan sudah bed rest total di kasurnya. ibu itu bilang begini "ibu merawat orang-orang lansia itu sudah ibu anggap seperti orangtua ibu sendiri lho mbak, habisnya semua hal yang dibutuhkan pasien itu ibu yang lakuin. anak-anaknya mbak, cuma datang untuk menengok saja, padahal mereka orang-orang berpendidikan lho mbak, lha wong sudah pada doktor, profesor begitu. bagaimana rasanya to mbak? ibu berdoa semoga anak-anak ibu nanti mau mengurusi ibu ketika sudah sepuh, sudah sakit-sakitan, nggak jijikan, dan kalaupun ibu diberi sakit semoga ibu khusnul kotimah, mbak tahu ndak? pasien yang ibu rawat itu lama sekali lho sakitnya, kasian, kadang ada yang merintih-rintih kesakitan." ibu itu terus cerita dari shelter mana ya aku lupa sampai transjogja menurunkan aku di depan kampus dan ketika aku bilang 'ibu saya duluan ya' dengan sedih karena harus berhenti mendengar ibu itu cerita, dia lalu bilang 'oh iya mbak, hati-hati ya, terimakasih banyak' sambil menepuk-nepuk pahaku dan tersenyum.

lalu aku turun dan dadah-dadah pada transjogja yang sudah membolehkan aku melihat dan merasakan hal-hal baik. aku sudah pernah bilang lho, kalau hidup itu enak banget. kalau kamu sedih, sakit, terluka, kamu pasti sembuh! soalnya ada banyak sekali kebaikan-kebaikan di jagat raya kita yang akan jadi 'obat' kamu, dan aku yakin seratus persen Tuhan pasti selalu jaga kebaikan-kebaikan itu. seperti aku yang misal sedang tidak sehat, aku cuma butuh perjalanan dan pergi ke mana saja lah entah, supaya aku cepat sembuh dan melanjutkan hidupku dengan baik lagi. tapi aku masih suka bingung kenapa ya bolos kelas rasanya mudah sekali? berapa kali aku harus melakukan perjalanan untuk mengatasi keinginan bolosku kalau begitu jadinya? terus setelah itu, aku dan temanku lalu makan di warung penyetan dekat kos, rapat jurusan di kampus, dan nongkrong di burjo sampai tengah malam.

dadah, makasih sudah baca ceritakuuu yang aku enggak tahu ini pesan moralnya ada di mana hehe!

You May Also Like

0 Comments